TEMPO Interaktif, Jakarta - Komunitas Ciliwung Condet bersama jejaring komunitas peduli Ciliwung Jakarta memulung 900 kilogram sampah dari bantaran sungai besar yang membelah Jakarta itu selama sebulan.
"Kebanyakan sampah plastik dari rumah tangga," kata Abdul Kodir, Ketua Komunitas Ciliwung Condet, di kantor komunitasnya, Jalan Munggang Nomor 6, RT 10 RW 04, Balekambang, Condet, Jakarta Timur, Minggu, 4 Desember 2011.
Menurut Kodir, pemulungan dilakukan di sepanjang 700 meter ke arah hulu Sungai Ciliwung secara berkala. Hari ini, mulai pukul 08.00 sampai 12.00, siswa sampai mahasiswa ikut terlibat dengan turun ke bantaran sungai. Mereka dibekali karung dan plastik.
Mereka cukup berjalan 20 meter dari kantor komunitas Ciliwung Condet untuk menuju Sungai Ciliwung. Total sekitar ratusan orang berperan sebagai sukarelawan dalam kegiatan penyelamatan Ciliwung tersebut. "Kegiatan ini juga menyambut Hari Sukarelawan Internasional yang jatuh pada 5 Desember," kata Kodir.
Kumpulan sampah dipadatkan dalam karung dan digunakan menjadi turap buatan di bantaran sungai. Tujuannya, jika tinggi air sungai naik, tumpukan karung yang dibangun itu bisa meminimalisasi banjir.
Untuk itu, Kodir mengatakan, tumpukan karung di pinggir sungai akan dibiarkan tertutup lumpur sungai. Selanjutnya, karung-karung yang sudah berlumpur itu bakal dijadikan media tanam, misalnya pohon lau. "Ini berfungsi menahan longsor tanah juga," katanya.
Dalam catatan Kodir, ada lima titik tempat pembuangan sampah di Kelurahan Balekambang saja. Itu yang melahirkan gunung sampah di bantaran sungai. Untuk itu, komunitas memasang spanduk sepanjang dua meter bertuliskan "Ciliwung Bukan Tempat Sampah" di Jembatan Gantung Condet agar warga bantaran sungai disiplin dalam mengelola sampah.
Ia mengakui, warga Ibu Kota banyak tidak peduli terhadap Ciliwung. Selain lemahnya hukum bagi pembuang sampah, keterbatasan tempat pembuangan juga menjadi permasalahan lain.
Kodir mengatakan, kegiatan pemulungan sampah dilakukan untuk edukasi bagi para pelajar. “Menjadi bekal pelajar agar merasa memiliki Ciliwung,” katanya.
HERU TRIYONO