TEMPO Interaktif, Jakarta - Pemerintah Provinsi DKI Jakarta menilai pembangunan dan peninggian tanggul merupakan solusi tunggal mengatasi banjir pasang laut (rob) di Jakarta Utara.
"Pembangunan dan peninggian tanggul merupakan cara yang paling efektif," kata Wakil Kepala Dinas Pekerjaan Umum DKI Jakarta Novizal ketika dihubungi Tempo, Selasa, 6 Desember 2011. Menurut dia, daya tahan tanggul di Jakarta Utara bisa mencapai 5-10 tahun. "Sambil menunggu pembangunan Giant Sea Wall," tambah Novizal.
Dinas Pekerjaan Umum telah memperbaiki tanggul di kawasan Jakarta Utara. Di antaranya tanggul Muara Angke yang sempat bocor akibat pekerjaan peninggian Jembatan Layang Muara Angke. "Ada kebocoran di sayap pembatas jembatan yang juga berfungsi sebagai tanggul," kata Novizal. Akibatnya, limpasan rob masuk melalui tanggul yang bocor dan menggenangi kawasan sekitarnya.
Namun, kata dia, kebocoran telah diatasi dengan memperbaiki sayap pembatas jembatan menggunakan batu kali. "Pertama, pakai karung pasir untuk sementara, tapi sudah kita perbaiki permanen menggunakan batu kali," katanya.
Selain itu, Dinas Pekerjaan Umum juga telah memperbaiki kebocoran di waduk Pluit dan tanggul di Luar Batang. "Sudah diperbaiki," katanya. Menurut dia, pintu tanggul di Luar Batang terlampau rendah sehingga air masih bisa masuk melalui sela-sela.
Novizal menjelaskan, dari 32 kilometer tanggul di Jakarta Utara, hanya 8 kilometer yang dibangun dan dirawat oleh Pemerintah Provinsi DKI Jakarta. "Sisanya milik pengembang, antara lain Pantai Indah Kapuk, Ancol, dan Pantai Mutiara," kata dia.
Dari 8 kilometer itu, sebanyak 90 persen tanggul telah rampung. Sisanya, yaitu di Kamal Muara, akan diselesaikan pada 2012.
"Kita harapkan saja pada siklus bulan mati, 27-28 Desember, pasang laut ekstrem yang dikhawatirkan tidak terjadi," katanya.
AMANDRA MUSTIKA MEGARANI