TEMPO.CO, Jakarta - Kepala Keamanan Taman Resort Mediterania, Sugeng Joko Sabiran, membantah laporannya terkait aksi umbar tembakan oleh mantan Kapolda Komisaris Jenderal (purn) Sofjan Jacoeb merupakan rekayasa. "Kami punya bukti dan saksi, mana mungkin ada rekayasa," katanya kepada Tempo, Selasa 20 Desember 2011.
"Bukti berupa tiga buah selongsong peluru kaliber 7,65 mm telah kami serahkan," katanya. Dia mengatakan bahwa sesuai dengan Tanda Bukti Lapor Nomor TBL/2753/IIIV/2007/PMJ/Dit. Reskrim.Um, terlapor akan dikenai pasal perbuatan tidak menyenangkan.
Dia mengatakan kejadian bermula pada 3 Agustus 2011. "Ada tamu yang datang untuk bermain tenis meja. Kebetulan dia teman Pak Sofjan, tapi kami larang karena peraturan di sini mengatakan bahwa sport centre hanya untuk warga," ujar dia.
Tamu tersebut, tambahnya, kemudian menelepon Sofjan. "Dia datang sambil marah-marah dan mengacungkan senpi kepada petugas di sana, Kasman dan Ponijan," katanya.
"Dalam keadaan marah, Pak Sofjan bersama rekannya masuk ke tempat tenis meja. Tapi, sebelum masuk gedung dia sempat mengeluarkan tembakan sebanyak empat kali, tapi yang ketemu tiga selongsong," ujarnya. Dia mengatakan pada saat kejadian ada beberapa warga yang melintas.
"Sekitar pukul 08.45 WIB Pak Sofjan datang ke kantor dan bertanya kepada salah seorang penjaga tentang siapa yang melarang rekannya masuk," kata dia. Sugeng mengatakan dirinya bertemu dan mengajak Sofjan berjabat tangan.
"Tapi dia nggak mau dan malah memaki-maki saya dengan kata kasar," katanya. Selain itu, lanjutnya, Sofjan juga mengancam dirinya dengan pistol yang ditodongkan ke arah kepala. Juga senjata tajam yang diayunkan ke kepala. Setelah itu Sofjan pergi.
Sugeng juga membantah ketika disinggung mengenai dirinya dibayar oleh salah seorang warga yang dendam kepada Sofjan. "Itu urusan mereka, saya tidak tahu-menahu terkait masalah Pak Sofjan dan warga," katanya.
"Yang saya tahu tempat tenis meja berdiri di atas kompleks, sehingga itu milik warga," katanya. Dia menambahkan bahwa selama ini Sofjan mengkomersialkan tempat tersebut dan tidak pernah melaporkan uangnya kepada pengurus RW.
Dia juga mengatakan akan terus memantau perkembangan kasus tersebut di Polda. "Maksimal akhir bulan ini jika tidak ada tanggapan saya akan lapor ke Polri," ujar dia lagi.
SYAILENDRA