TEMPO.CO, Jakarta - Personel Satuan Petugas Pengamanan PT Merapi, Ansar, akhirnya meninggal setelah dirawat selama enam hari di Rumah Sakit Fatmawati. Kepala Kepolisian Sektor Pasar Minggu Komisaris Adri Pases mengatakan Ansar meninggal akibat infeksi imbas luka dari peluru yang sempat bersarang di dalam tubuhnya.
"Kata dokter, kadar racun pada darah Ansar tinggi. Ususnya infeksi akibat peluru," kata Adri saat dihubungi Selasa, 24 Januari 2012.
Kasus penembakan terhadap Ansar terjadi pada 16 Januari 2012 di Jalan Ampera, Jakarta Selatan. Ia ditembak salah seorang dari komplotan pencuri motor. Perampok tersebut menembak lantaran Ansar menghalangi upaya pencurian mereka.
Kejadiannya bermula di kantor PT Merapi yang terletak di bilangan TB Simatupang, Jakarta Selatan. Empat orang penjahat berupaya mencuri motor Honda BeAT yang diparkir di lahan PT Merapi. Saat itu Ansar bertugas menjaga lapangan parkir tersebut. Rupanya aksi pencurian itu kepergok oleh Ansar. Tapi sayang, motor keburu ditunggangi pencuri.
Ansar kemudian mengejar para pelaku seorang diri dengan menggunakan sepeda motor. Sedangkan empat pelaku kabur dengan tiga motor, termasuk motor yang baru dicuri.
Ansar mengejar komplotan tersebut hingga ke Jalan Ampera, sekitar tiga kilometer jauhnya dari kantor PT Merapi. Di jalan tersebut, ia melihat kesempatan untuk merebut motor dari pencuri. Ia menanduk motor curian itu hingga motor dan pencuri terjungkal.
Melihat aksi Ansar, pelaku lain bereaksi. Salah satu di antaranya mencabut pistol dan menembakkan peluru ke bapak 41 tahun tersebut. Ia tertembak di bagian rusuk kiri. Setelah menembak, pencuri kabur dan motor curian ditinggal.
Adri mengatakan keberanian Ansar patut dipuji. Ia mengatakan bahwa Ansar melakukan hal yang luar biasa. "Polisi saja belum tentu berani seperti itu," katanya. Ansar wafat meninggalkan seorang istri dan empat anak.
ANANDA BADUDU