TEMPO.CO, Jakarta -- Sebanyak 20 persen pemakaman jenazah di Jakarta Selatan menggunakan teknik makam tumpang. Menurut Kepala Suku Dinas Pemakaman Jakarta Selatan Eddy Supriyatna, teknik tumpang ini untuk menyiasati kebutuhan lahan pemakaman. "Agar semua lahan di Jakarta Selatan tidak habis untuk pemakaman," katanya, Rabu, 1 Februari 2012.
Menurut Eddy, setiap tahun sekitar 6.500 warga Jakarta Selatan meninggal. Dari jumlah itu, diperlukan lahan pemakaman sebesar 3,25 ha. Oleh sebab itulah, satu makam untuk lebih dari satu jenazah dipilih agar lahannya cukup. Dinas Pemakaman menghimbau masyarakat menggunakan teknik tumpang ketika ada keluarganya yang meninggal.
Selain menghemat lahan, kata Eddy, makam tumpang juga bisa menghemat anggaran. Makam tumpang hanya membayar retribusi 25 persen dari pemakaman biasa.
Di daerah Jakarta Selatan ada 21 Tempat Pemakaman Umum (TPU) yang tersebar di 10 kecamatan. Menuru Eddy, menambah lahan baru untuk pemakaman sulit dilakukan. “Salah satu solusinya adalah dengan makam tumpang,” ujarnya.
SUNDARI