TEMPO.CO, Jakarta - Tahanan Kepolisian Sektor Cempaka Putih, Jakarta Pusat, ternyata kabur pada Selasa, 7 Februari 2012 dinihari melalui warung makan "Pagi Sore" yang terletak tepat di belakang kantor polisi itu. "Mereka kabur lewat lubang di situ," kata Syaiful, sang pemilik, ketika ditemui di warungnya, Selasa, 7 Februari 2012.
Dia lalu menunjuk lubang dengan tinggi tak lebih dari satu meter tersebut. Terlihat bekas potongan seng dan kayu di lorong lubang yang berhubungan dengan kamar tahanan di kantor polisi itu.
Menurut pria berusia 41 tahun tersebut, dinding warung nasi yang dikelolanya memang berbatasan langsung dengan dinding kantor polisi. Ia menuturkan bahwa kejadian larinya para tahanan melalui warung nasinya berlangsung cukup cepat. Menurutnya, para tahanan hanya memerlukan waktu tidak lebih dari 10 menit.
Pada saat peristiwa terjadi dini hari tadi, Syaiful sedang tidak berada di tempat. Ia mengatakan ada tiga orang karyawan yang tinggal di sana. Dua di antaranya adalah suami-istri. Sedangkan seorang lainnya adalah Usup Suhendar, karyawannya yang berusia belasan tahun. Dia kini masih diperiksa sebagai saksi oleh pihak kepolisian.
Syaiful menuturkan tahanan sempat memukul kepala Usup dengan menggunakan tongkat pemukul. Setelah jatuh tersungkur, Syaiful mengatakan tangan Usup diikat ke belakang dan diancam. "Kalau Usup teriak, mereka ancam mau bunuh," katanya.
Setelah para tahanan berhasil kabur, menurut Syaiful, Usup pun berusaha bangun dan meminta bantuan karyawan lainnya yang tidur di kamar belakang. Setelah ikatan di tangannya berhasil dilepas, Usup kemudian melapor kepada polisi. Para tahanan, yang pada saat kejadian dikabarkan sudah tidak lagi memakai baju tahanan, kemudian berjalan ke arah Johar Baru, Jakarta Pusat.
MARIA YUNIAR