TEMPO.CO, Jakarta - Penumpang Bus Doa Ibu jurusan Tasikmalaya-Jakarta, Yayat, 30 tahun, warga Ciranjang, Cianjur, menuturkan pengalamannya saat kecelakaan maut di Cisarua petang kemarin, Jumat 10 Februari 2012. Bus yang ditumpangi Yayat dihantam bus Karunia Bakti jurusan Garut-Jakarta.
Saat kejadian, Yayat sedang tertidur. Tiba-tiba ia mendengar suara benturan keras. Tubuhnya terhantam kursi yang lepas. Seketika wajah dan tubuhnya terasa sakit. Ia terluka di bagian kepala, patah bahu kanan, dan robek di bagian wajah.
Kebanyakan korban terluka akibat terkena serpihan kaca dan hantaman benda tumpul serta terjepit di antara kursi penumpang. Jumlah korban yang menderita patah tulang belum terdata. Sebagian korban yang luka dirawat di kursi ruang tunggu Instalasi Gawat darurat (IGD) Rumah Sakit Paru Dr. M Goenawan Partowidigdo Cisarua.
Korban luka lainnya dirujuk ke Rumah Sakit PMI Bogor, Rumah Sakit Umum Daerah Ciawi dan Rumah Sakit Sentra Medika Cibinong. Sampai dini hari ambulans masih hilir mudik dari RSPG Cisarua.
Hingga Sabtu pagi, 11 Februari 2012, data yang pasti dari petugas medis RSPG, sebanyak 43 korban luka berat dan ringan, 14 orang tewas. Adapun dua dari korban tewas belum diketahui identitasnya.
Tabrakan beruntun terjadi di depan Hotel Safari Garden, Jalan Raya Puncak, Bogor, sekitar pukul 18.30. Kecelakaan melibatkan bus Karunia Bakti, bus Doa Ibu, sejumlah mobil pribadi, angkutan umum, dan motor.
SATWIKA MOVEMENTI | ARIHTA U SURBAKTI
Berita Terkait
Kecelakaan Beruntun, Puncak Macet 6 Kilometer
Kecelakaan Cianjur Sepuluh Orang Tewas
Tabrakan Beruntun di Puncak, Belasan Tewas