TEMPO.CO, Jakarta - Tabrakan maut bus Karunia Bakti bernomor polisi Z 1795 DA di Jalan Raya Puncak, depan Pasar Festival Cisarua, Cisarua, Bogor, Jumat malam, masih membekas dalam ingatan warga dan para korban peristiwa tragis itu. Betapa tidak, kecelakaan ini melibatkan belasan kendaraan dan menelan banyak korban, sedikitnya 14 tewas serta 64 luka-luka.
Apen, 47 tahun, penumpang bus Karunia Bakti yang luput dari maut, mengatakan bus yang ditumpanginya sempat berhenti di pos pemeriksaan di simpang Taman Safari Indonesia, tak jauh dari Rumah Sakit Paru Dr. M. Goenawan Pariwidigo Cisarua. Bus membawa sekitar 50 penumpang itu keluar asap sebelum sampai pos pemeriksaan. "Waktu itu bus sempat diperbaiki," ujar pria asal Cijambu, Bandung, itu.
Kendati sudah dilakukan perbaikan, kata Apen, penumpang sempat meminta sopir supaya tidak melanjutkan perjalanan. Saat itu penumpang khawatir akan keselamatan mereka ketika tahu kondisi bus sedang rusak. "Tapi tidak dihiraukan," ujarnya.
Bus kembali jalan, tapi tiba-tiba oleng dan menabrak belasan kendaraan sampai berhenti di tebing tembok vila. Apen loncat keluar melalui jendela depan. Kala itu, suasana panik dan mencekam begitu terasa. Tangisan dan jerit kesakitan para korban terdengar bersahutan. "Saya hanya berpikir bagaimana keluar bus dengan selamat," kata dia.
Penumpang Karunia Bakti lainnya, Yudi, 20 tahun, warga Cianjur, mengatakan setelah diperbaiki bus langsung melanjutkan perjalanan. Tapi belum lama berjalan, baru sekitar 500 meter dari pos pemeriksaan Taman Safari Indonesia, tiba-tiba laju kendaraan tidak terkendali. Sopir bus bus terlihat berusaha mengendaliikan kemudi dan menginjak rem.
Bus tak terkendali dan menghantam Suzuki APV, yang sedang melintas persis di depan Hotel Cisarua Indah, lalu beruntun menghantam Avanza, pikap, bus Doa Ibu, angkot, sepeda motor, Grand Livina, Mistsubishi Pajero, tiang listrik, dan warung bakso. Laju bus baru terhenti di bibir tebingan tembok vila Syailendra yang persis di samping Kantor Bank Mandiri Mitra Usaha Cabang Cisarua dengan posisi menukik.
Menurut Nana Supriatna, petugas Satuan Polisi Pamong Praja Kelurahan Cisarua, yang ikut membantu proses evakuasi, teriakan Allahu Akbar dan tangis histeris para korban menggema saat dan setelah peristiwa tragis itu. Tidak lama berselang, penduduk setempat dan petugas melakukan upaya pertolongan kepada para korban, baik warga maupun penumpang dalam bus serta kendaraan yang terlibat tabrakan maut tersebut.
"Ada ibu hamil yang berhasil kami selamatkan. Waktu ditemukan dia tertimpa reruntuhan tembok pagar di bawah bus Karunia Bakti," ujar Nana.
Kata Nana, selain penumpang bus, Aisyah, karyawan warung bakso, juga meregang nyawa dihantam bus Karunia Bakti. Selain itu, beberapa sepeda motor ikut terseret di kolong bus. “Kalau pemilik warung bakso selamat. Saya lihat yang banyak meninggal dunia penumpang bus di bagian depan,” tutur dia.
ARIHTA U SURBAKTI
Berita Terkait
Cerita Tragis Tabrakan Beruntun Cisarua
Sopir Bus Kecelakaan Maut di Puncak Ikut Tewas
Saksi Kecelakaan Maut di Puncak: 50 Orang Tewas
Korban Tewas Tabrakan Beruntun Bogor Bertambah
Kecelakaan Beruntun, Puncak Macet 6 Kilometer
Tabrakan Beruntun di Cisarua, Belasan Tewas
Tabrakan Maut Diduga Akibat Rem Bus Blong