TEMPO.CO, Jakarta - Jakarta adalah sebuah kota pesisir. Namun, mengapa warganya harus membayar bila ingin memasuki kawasan pantai, terutama di Ancol? "Karena kami juga harus maintain taman, jalan, termasuk membayar orang untuk mengurus kebersihan dan lain-lain," kata Corporate Secretary PT Pembangunan Jaya Ancol Agus Rochiyardi, Kamis, 16 Februari 2012.
Agus juga menolak tuduhan yang menyebut PT Pembangunan Jaya Ancol memonopoli pantai Jakarta. Menurutnya, warga Jakarta masih mempunyai banyak pilihan lain untuk berekreasi di pantai di luar Ancol, misalnya di Pantai Dadap atau pantai di kawasan Marunda. "Garis pantai di Ancol ini hanya 3-4 kilometer saja, itu tak sampai 5 persen dari seluruh garis pantai di Jakarta," ujarnya.
Untuk diketahui, saat ini harga tiket masuk kawasan Ancol Taman Impian adalah Rp 15 ribu per orang. Biaya parkir sepeda motor sebesar Rp 15 ribu dan Rp 20 ribu untuk mobil. Harga-harga tersebut belum termasuk bila Anda dan keluarga ingin masuk ke wahana-wahana rekreasi yang dikelola PT Pembangunan Jaya Ancol. Dunia Fantasi, misalnya, mematok harga Rp 170 ribu per orang pada hari kerja dan Rp 200 ribu per orang pada hari libur. Sementara untuk masuk Atlantis Water Adventure, tiket masuknya seharga Rp 90 ribu per orang pada hari biasa dan Rp 110 pada hari libur.
Pemasukan yang diterima PT Pembangunan Jaya Ancol sendiri, kata Agus, juga akan berputar kembali ke masyarakat. Pasalnya, sebagai Badan Usaha Milik Daerah (BUMD), Ancol harus menyerahkan deviden bagi Pemerintah Provinsi DKI Jakarta yang menguasai 72 persen sahamnya. "Tahun lalu kami menyetor sekitar Rp 150 miliar ke Pemprov DKI Jakarta dalam bentuk pajak hiburan, pajak tontotan, pajak restoran, dan deviden," ujarnya.
PINGIT ARIA