TEMPO.CO, Jakarta - Syaiful Munif, korban penusukan AMN, teman sekelasnya di SD Negeri I Cinere, Depok, butuh biaya perawatan. Syaiful yang terluka delapan tusukan kini dirawat di RS Fatmawati, Jakarta Selatan.
Hingga kemarin malam, sanak keluarga korban berada di RS Fatmawati untuk memantau perkembangan kesehatan Syaiful. Kedua orang tuanya adalah tuna netra. Ayah Syaiful bernama Kino, sehari-hari bekerja di tempat urut bernama Spot di daerah Prapanca. Sedangkan ibunya bernama Nur adalah ibu rumah tangga.
Kino mengaku, dengan pekerjaannya sebagai tukang urut, ia biasa mendapat uang rata-rata Rp 50 ribu sehari. “Kalau lihat dari penghasilan saya, rasanya tidak bisa menutup biaya operasi,” kata Kino, Jumat, 17 Februari 2012.
Penusukan tersebut terjadi pada Jumat, 17 Februari 2012 pagi, sekitar pukul 06.30 di kompleks Puri Pesanggrahan, Cinere, Depok. Menurut Sutopo, tetangga korban, lokasi penusukan tak jauh dari rumah korban. Rumah korban sendiri terletak di Jalan Haji Jaeran, Gang Haji Usman, RT 4 RW 1, Cinere, Depok. “Kira-kira jaraknya 100 meter,” kata Sutopo.
Kejadian bermula ketika AMN mengajak Syaiful untuk berangkat bersama ke sekolah. Hal itu memang biasa dilakukan berhubung mereka juga dikenal berkawan akrab. Tapi rupanya di tengah jalan AMN mengeluarkan pisau yang sudah dibawanya untuk menyerang Syaiful. Syaiful ditusuk hingga delapan kali. Setelah itu, ia dibiarkan terkapar di got hingga akhirnya seorang petugas keamanan kompleks menemukan Syaiful.
ANANDA BADUDU