TEMPO.CO, Depok - Seorang anak laki-laki bernama Wiwi Komarudin telantar di Jalan Raya Cipayung, Depok, pukul 23.00, Sabtu, 25 Februari 2012. Bocah berusia 10 tahun itu kedapatan sedang menangis dan meminta diantar pulang. "Setelah mendapat laporan, kami bawa dia ke panti," kata Buyung Sugiarto, Tenaga Kesejahteraan Sosial Kecamatan Cimanggis, Depok, kepada Tempo, Senin, 27 Februari 2012.
Kepada petugas Dinas Sosial, bocah itu mengaku bersekolah di Pesantren Cikawamas Sumedang kelas V SD. Keluarganya tinggal di Sumedang. Dia menyebut nama sang ibu, Endah, dan ayahnya, Enceng. Dia memiliki kakak laki-laki bernama Pepen serta adik perempuan bernama Dahri Silma. "Dia mengatakan hendak ke rumah saudaranya di Bekasi, tapi terdampar di Depok," kata Sugiarto.
Menurut Sugiarto, Dinas Sosial saat ini tengah melacak alamat saudara Wiwi yang ada di Bekasi. Untuk sementara, bocah itu dititipkan di Panti Bina Remaja Mandiri, Depok.
Dari pengamatan sekilas, Wiwi memiliki kelainan dari bocah-bocah umumnya. Dia tidak bisa berhenti saat bicara. Saat menjawab pertanyaan, dia kerap mengulang kalimat si penanya beberapa kali. Gigi taringnya agak menonjol dan pandangannya tidak lurus. Ia pun berkata sambil tertawa kecil hingga kata-katanya agak kabur. Rambut Wiwi lurus, badan kurus dengan tinggi badan sekitar 110 sentimeter.
"Saya kangen sekali ingin pulang ke orang tua. Kangen adik dan kakak," kata Wiwi saat ditemui Tempo. Wiwi mengaku tidak tahu jalan pulang. Ia naik kendaraan umum dari rumahnya di Sumedang dan tersesat saat diturunkan di Depok. "Mau pergi ke rumah bibi," katanya.
Tidak ada tanda-tanda kekerasan yang ada pada tubuh Wiwi. Ia pun mengaku sangat disayang oleh keluarganya, terutama kedua orang tuanya. "Kakak dan adik juga sayang pada Wiwi," katanya.
ILHAM TIRTA