TEMPO.CO, Jakarta - Kepala Bidang Hubungan Masyarakat Kepolisian Daerah Metro Jaya Komisaris Besar Rikwanto mengatakan komplotan penjahat perampok toko emas di Pasar Ciputat, Tangerang Selatan, adalah kelompok profesional. Indikasinya bisa dilihat latar belakang pelaku dan kesiapan mereka melarikan diri setelah beraksi. “Motifnya bukan ekonomi. Sepertinya merampok sudah jadi profesi mereka,” kata Rikwanto, Kamis, 1 Maret 2012.
Rikwanto mengatakan ada 11 orang yang terlibat dalam perampokan yang terjadi pada Jumat, 23 Fabruari 2012 lalu. Sebelumnya, ia mengatakan hanya delapan orang yang terlibat. Setelah menangkap empat pelaku, polisi kemudian tahu yang terlibat 11 pelaku. “Delapan orang naik empat motor, sisanya menunggu di mobil,” kata Rikwanto.
Tersangka terbaru yang ditangkap polisi adalah Toni. Ia tidak ikut merampok, tapi membantu pelaku dengan menyediakan tempat singgah setelah mereka merampok. Toni ditangkap anggota Satuan Reserse Mobil Polda Metro Jaya pada Rabu, 29 Februari 2012 kemarin di Serang, Banten.
Rikwanto mengatakan sebelum komplotan ini merampok, mereka terlebih dulu mengintai sekitar tempat sasaran dengan nongkrong di Kentucky Fried Chicken (KFC) di dekat tempat kejadian perkara. Setelah pasar sepi karena banyak yang pergi salat Jumat, mereka pun melakukan perampokan.
Menurut pengakuan tersangka yang ditangkap, mereka membawa empat pucuk senjata api, tiga senjata tajam, dan satu martil. “Senjatanya belum ditemukan,” kata Rikwanto.
Setelah menguras emas di empat toko emas di siang bolong, mereka kemudian singgah di tempat Toni. Setelah itu melarikan diri dan kabur ke berbagai arah.
Tiga tersangka, Edy Sumarno, 27 tahun; Muhammad Ibrahim, 26 tahun; dan Suratno, 37 tahun, sudah ditangkap terlebih dahulu di Cirebon pada 27 Februari 2012 lalu. Ibrahim dan Edy adalah residivis kasus perampokan. Sebelumnya mereka pernah ditahan di Sumatera Selatan.
Menurut Rikwanto, saat hendak dibawa ke Jakarta, Ibrahim mencoba melarikan diri. Saat reserse yang membawanya ke Jakarta beristirahat di tempat istirahat jalan tol daerah Cikampek, Ibrahim kabur. “Sampai terjadi kejar-kejaran,” kata Rikwanto. Polisi kemudian menembak Ibrahim. Timah panas bersarang di kaki kanannya.
Polisi masih mengejar tujuh tersangka lain yang belum ditangkap. “Kami kejar sampai ke Sumatera Selatan,” katanya.
ANANDA BADUDU