TEMPO.CO, Tangerang - Ribuan buruh se-Tangerang Raya yang turun ke jalan terkait penolakan kenaikan harga bahan bakar minyak (BBM) mendapat pengawalan ketat polisi, Kamis, 15 Maret ini.
Berdasarkan pantauan Tempo, ratusan polisi terlihat berjaga di pinggir jalan, stasiun pengisian bahan bakar, pertigaan jalan menuju pusat pemerintahan Tigaraksa, kantor DPRD Kabupaten Tangerang, hingga kantor Bupati Tangerang.
Iring-iringan buruh yang dimulai sejak pagi dan berkonsentrasi di sejumlah titik seperti di Cikupa, Curug, dan Tigaraksa. ”Pengawalan ketat untuk menjaga kondusifitas aksi hari ini,” ujar Kepala Kepolisian Resor Kota Tangerang Komisaris Besar Bambang Priyo Andogo, saat dihubungi siang ini.
Menurut Bambang, pihaknya sudah menempatkan personel di titik-titik yang menjadi pusat konsentrasi massa dan SPBU yang rawan untuk dilakukan penyegelan.
Hingga berita ini diturunkan, iring-iringan buruh masih sampai di lampu merah Jalan Pemda yang menuju pusat pemerintahan Kabupaten Tangerang, Tigaraksa. Di lokasi ini, kelompok buruh melakukan orasi dan membagikan selembaran kertas yang isinya penolakan BBM naik kepada masyarakat yang melintas di sana. Aksi buruh ini cukup membuat arus lalu lintas di sekitar lokasi macet.
Kelompok buruh lainnya masih melakukan aksi sweeping di sejumlah kawasan industri untuk mengajak buruh lainnya melakukan aksi penolakan kenaikan BBM. Tujuan akhir aksi buruh di kantor Bupati dan DPR Kabupaten Tangerang.
Koordinator Aliansi Buruh se-Tangerang Raya, Koswara, menyatakan sedikitnya seribu buruh yang akan melakukan aksi turun ke jalan dalam aksi penolakan kenaikan harga BBM ini. ”Kenaikan BBM ini akan semakin menyulitkan kehidupan kami (buruh),” katanya. Aliansi buruh se-Tangerang Raya, kata dia, mendesak agar pemerintah dan DPRD Kabupaten Tangerang mendukung aksi buruh ini.
JONIANSYAH