TEMPO.CO, Jakarta - Yayasan Lembaga Bantuan Hukum Indonesia akan berupaya membantu Indra Azwan alias Indra Singo Edan asal Malang, yang mencari keadilan ke Jakarta. Ia menuntut keadilan hukum atas bebasnya Inspektur Satu Joko Sumantri yang menabrak anaknya hingga tewas. Upaya Indra antara lain menemui Presiden Susilo Bambang Yudhoyono, yang menjajikan mau membantu.
Malam ini, Minggu, 18 Maret 2012, Indra tiba di Jakarta setelah berjalan kaki menempuh jarak Malang-Jakarta sejauh sekitar 820 kilometer. Direktur YLBHI, Alvon Kurnia Palma, mengatakan akan membantu Indra Azwar seperti yang pernah dilakukan ketika yang bersangkutan datang ke Jakarta pada 2008. Menurutnya, kasus yang dibawa Indra memang belum sepenuhnya tuntas. "Kalau kasusnya belum selesai, mau sampai kapanpun itu terus kami dampingi," ujar Alvon, Jumat pekan lalu.
Alvon menjelaskan, tim YLBHI dan LBH Jakarta sedang mendiskusikan langkah yang akan diambil. Ada tiga langkah yang sudah disusun. Pertama melakukan follow up kasus Indra Azwar kepada pihak Kepolisian dengan harapan kasus ini dibuka kembali.
Langkah kedua adalah menyurati pihak Kepolisian terkait tuntutan Indra Azwar agar Joko dikenai sanksi hukum. Langkah ketika atau terakhir melakukan kajian hukum agar bisa diketahui apakah Joko bisa dituntut atas kasus etika, pidana, ataupun keduanya.
Indra merupakan warga asal Blimbing, Malang, Jawa Timur. Ia nekat berjalan kaki dari Malang ke Jakarta selama 30 hari untuk menuntut keadilan bagi anaknya yang tewas ditabrak oleh Joko. Sewaktu datang ke Jakarta pada 2008, Indra pernah mendapat uang dari SBY Rp 25 juta. Duit tersebut rencananya akan dikembalikan kepada Presiden SBY.
Indra yang lekat dengan atribut Singo Edan—julukan bagi klub sepakbola Arema—kecewa dengan tidak tuntasnya kasus hukum tabrak lari yang menimpa anaknya, Rifki Andika pada 1993 silam. Inspektur Satu Joko Sumantri dibebaskan oleh pengadilan.
ISTMAN MP