TEMPO.CO , Jakarta:- Dinas Kesehatan Tangerang Selatan bersiap menyisir tomcat (Paederus fuscipes) di kawasan-kawasan padat penduduk. Aksi ini dibuat setelah ada laporan dan keresahan warga di kota itu.
“Target utama kami adalah untuk mengantisipasi kemungkinan mewabahnya tomcat di wilayah kami,” ujar Kepala Dinas Kesehatan Tangerang Selatan, Dadang, Jumat, 23 Maret 2012.
Dadang mengatakan Tomcat tidak mematikan. Sebaliknya, kumbang jelajah itu membantu para petani di sawah karena menjadi predator hama. ”Munculnya tomcat mungkin disebabkan oleh ekosistem alam yang rapuh akibat perubahan iklim ekstrem atau pemanasan global, sehingga mengganggu keseimbangan alam,” katanya.
Namun sejumlah orang mengaku menjadi korban Tomcat, di antaranya Chintia, 28 tahun. Warga Kecamatan Serpong itu mengaku menemukan kumbang tersebut di dalam gelas di meja makan di rumahnya.
"Setelah saya perhatikan dengan kaca pembesar, barulah saya yakin serangga itu adalah tomcat yang saat ini ramai diberitakan media massa," ujarnya, Kamis lalu.
Pemantauan atas kemungkinan tomcat melompat dari area persawahan ke permukiman penduduk juga dilakukan di Jakarta. Di sini 13 petugas pengendali organisme tanaman diturunkan secara khusus ke tiap kecamatan. “Populasi tomcat terus dipantau, terutama di lokasi sekitar sawah,” kata Kepala Dinas Kelautan dan Perikanan, Ipih Ruyani, Jumat 23 Maret 2012.
Namun guru besar entomologi Institut Pertanian Bogor, Profesor Aunu Rauf, mengatakan kasus petani terkena tomcat sebenarnya sudah sering terjadi. Hanya tidak seramai ketika kasus di Surabaya meledak. ”Karena habitatnya memang di sawah,” katanya.
JONIANSYAH | PINGIT ARIA | ARIHTA U SURBAKTI
Berita terkait
Tomcat Serang Staf SBY
Racun Tomcat Diuji pada Tikus dan Kelinci Gundul
Racun Tomcat Diuji pada Tikus dan Kelinci Gundul
Pamekasan Sebar Obat Tomcat
Tomcat itu Tak Menyerang Jika Tak Diganggu
Serangga Tomcat Menyebar hingga Pasuruan
Obat Nyamuk Bisa Dipakai Berlindung dari Serangan Tomcat
Tomcat itu Tak Menyerang Jika Tak Diganggu