TEMPO.CO, Tangerang - Ratusan warga Kampung Pabuaran, Desa Pangarengan, Kecamatan Rajeg, Kabupaten Tangerang, keracunan makanan setelah menyantap hidangan yang disajikan dalam acara peringatan Maulid Nabi Muhammad yang berlangsung di desa tersebut.
Mual, pusing, muntah, dan diare mulai dialami warga sejak Senin malam. Hingga Selasa 27 Maret pagi ini jumlah korban yang mengalami keracunan terus bertambah.
Minimnya sarana medis di desa tersebut dan jauhnya jarak puskesmas ataupun rumah sakit dari desa itu membuat upaya penyelamatan terpaksa dilakukan di salah seorang rumah warga. Alhasil, mulai dari garasi mobil hingga halaman rumah pun berubah menjadi lokasi perawatan darurat.
Kepala Puskesmas Rajeg, Kenny Rukaini, mengatakan hingga Selasa pagi ini jumlah warga yang mengalami keracunan tercatat sudah lebih dari 100 orang. Dan, beberapa di antaranya terpaksa dilarikan ke RSUD Tangerang karena terus-menerus buang air besar. “Diagnosis awal yang kami lakukan, warga jelas mengalami keracunan makanan,” ujar Kenny pagi ini.
Namun, kata Kenny, sampai saat ini pihaknya belum bisa memastikan jenis makanan apa yang mengandung racun dan telah dikonsumsi warga tersebut. Kenny memperkirakan jumlah korban akan terus bertambah, mengingat reaksi racun dari makanan yang dikonsumsi warga tidak spontan.
"Dari pengakuan warga, mereka mengkonsumsi makanan pada acara Maulidan yang digelar Minggu malam. Dan, efeknya baru terjadi pada Senin (26/3) malam," kata Kenny lagi.
Meski sudah lebih dari seratus warga yang mengalaami keracunan, saat ini hanya tinggal belasan warga yang masih menjalani perawatan intensif. Karena umumnya warga yang menderita keracunan langsung bisa tertangani setelah diberi cairan infus.
Raudatul Jannah, 25 tahun, salah seorang warga yang menjadi korban keracunan mengaku tidak tahu persis jenis makanan apa yang mengandung racun dan telah dikonsumsinya. Hal itu mengingat efek dari makanan yang dikonsumsi baru dirasakannya sehari kemudian.
"Saya tidak tahu, apakah makanan yang terkontaminasi racun itu makanan yang dikonsumsi langsung pada saat acara Maulidan atau makanan besek (berkat) yang dibawa pulang. Sebab, baik yang makan langsung di acara Maulidan maupun yang hanya memakan besek juga ikut keracunan," katanya.
JONIANSYAH