TEMPO.CO, Jakarta - Ketua Lembaga Bantuan Hukum Jakarta Nurkholis Hidayat menduga ancaman bom yang diterima kantornya tadi pagi terkait dengan isu kenaikan harga BBM. Menurut Nurkholis, ancaman bom itu diduga terkait dengan memanasnya suhu politik. “Saya menduga teror ini terkait dengan isu BBM,” kata Nurkholis ketika dihubungi Tempo, Selasa, 27 Maret 2012.
LBH Jakarta pagi tadi sekitar pukul 10.00 WIB mendapatkan ancaman teror bom melalui telepon. Teror via telepon itu pertama kali diterima oleh Aura, asisten pengacara publik di LBH Jakarta. Lewat telepon itu, seorang laki-laki dengan nada tinggi mengancam akan meledakkan bom berkekuatan tinggi di kantor LBH Jakarta pukul 11.00 WIB.
Ancaman teror itu segera ditindaklanjuti dengan menghubungi kepolisian. Namun, setelah dilakukan penyisiran, kata Nurkholis, polisi tidak menemukan benda-benda yang mencurigakan di lingkungan kantor LBH Jakarta. “Jadi itu murni sebuah teror saja,” ujar Nurkholis.
Nurkholis menilai ancaman bom terkait isu BBM itu terjadi karena LBH Jakarta telah beberapa kali memfasilitasi sejumlah elemen masyarakat untuk menyuarakan penolakan kenaikan harga BBM. LBH Jakarta telah menyatakan menolak rencana pemerintah menaikkan harga BBM. “Mungkin karena kami juga beberapa kali menolak pelibatan TNI dalam menangani unjuk rasa soal BBM,” kata Nurkholis.
Dugaan itu, kata Nurkholis, semakin kuat setelah beberapa hari lalu rumah politikus Partai Demokrasi Indonesia Perjuangan, Rieke Diah Pitaloka, dilempari bangkai anjing. “Apalagi rentang waktu peristiwanya tidak sampai satu minggu (setelah teror terhadap Rieke),” ujar Nurkholis.
Nurkholis juga mendesak kepolisian segera mencari pelaku teror bom di LBH Jakarta itu. Polisi, kata Nurkholis, harus bisa menemukan siapa penelepon yang melakukan teror dan di mana pelaku melakukan teror tersebut. “Karena itu memang sudah menjadi tugas dari kepolisian,” kata Nurkholis.
DIMAS SIREGAR