TEMPO.CO , Jakarta:Kepolisian Daerah Metro Jakarta Raya mengendurkan tingkat pengamanan setelah aksi demonstrasi menolak rencana kenaikan harga bahan bakar minyak. Seperti diketahui, 14 ribu personel, dibantu 8.000 anggota TNI, bersiaga penuh sejak Selasa lalu.
"Jumlah personel keamanan kami kurangi terhitung hari ini," kata Kepada Bidang Hubungan Masyarakat Polda Metro Jaya, Komisaris Besar Rikwanto, Ahad 1 April 2012 kemarin.
Pengurangan itu di antaranya dilakukan di stasiun-stasiun pengisian bahan bakar umum. Sebelumnya, setiap SPBU bisa dikawal hingga 15 personel. Polisi ditarik seluruhnya dan pengamanan dikembalikan lewat patroli keliling.
"Situasi sudah kondusif, tidak ada lagi SPBU yang dijaga langsung," ujar Rikwanto, sambil menambahkan, "para kapolres sudah diperintahkan untuk memberikan waktu istirahat kepada anggotanya."
Pengenduran kesiagaan juga tampak di depo Pertamina di Plumpang, Jakarta Utara. Semula depo itu dijaga 353 personel, kemarin sudah dikurangi menjadi 270-an. Demikian pula dengan depo di Tanjung Priok ataupun pembangkit listrik di Muara Karang, Penjaringan. "Jumlah personel dikurangi lantaran situasi mulai kondusif," kata Kepala Bagian Operasional Kepolisian Resor Jakarta Utara Ajun Komisaris Besar Hapsoro kemarin.
Pertamina juga telah mengembalikan waktu distribusi BBM ke SPBU ke jadwal normal, yakni dilakukan siang hari. "Pekan lalu jadwal sempat dipindah menjadi malam hari, di atas pukul 00.00 dengan pertimbangan keamanan."
Mengenai antisipasi enam bulan mendatang apabila harga BBM jadi dinaikkan, sesuai dengan hasil rapat paripurna Dewan Perwakilan Rakyat, Sabtu dinihari lalu, Rikwanto mengatakan Polda akan tetap siaga. Jumlah personel yang sama bisa saja dikerahkan kembali. "Itu urusannya dengan eskalasi, tinggal disesuaikan dengan potensi unjuk rasa sebelumnya," ujarnya.
Sementara itu, di luar Jakarta, bentrok antara aparat kepolisian dan massa mahasiswa terjadi di Samarinda, Kalimantan Timur, sepanjang Sabtu lalu. Mahasiswa menuntut lima rekan mereka yang ditangkap dalam aksi sehari sebelumnya dilepaskan.
Tapi Kepala Satuan Reserse Kriminal Polres Kota Samarinda Komisaris Arif Budiman menyatakan kelimanya masih diperiksa. "Mereka diduga pelaku perusakan pos polisi," katanya.
SATWIKA MOVEMENTI | AYU PRIMA SANDI | FIRMAN HIDAYAT
Berita Terkait
Dini Hari Tadi, Tawuran Pecah di Berbagai Lokasi
Nachrowi Serang Kandidat Gubernur DKI Lain
Tiga Polisi Juga Terkena Air Keras
Ditolak Supir, Busway Bekasi Tetap Beroperasi
Feeder Busway Bekasi Tak Beroperasi Lagi
PPD: Komunikasi Salah antara Busway dan Supir
Alasan Feeder Bekasi Sempat Tak Beroperasi
Pengamat: Kebijakan Busway Bekasi Setengah Matang
Dishub Tak Tahu Feeder Busway Tak Beroperasi
Feeder Busway Bekasi Jalan Lagi Siang Ini