TEMPO.CO, Jakarta - Gubernur DKI Jakarta Fauzi Bowo meminta aparat di tingkat provinsi hingga kelurahan siaga menghadapi banjir. "Saya minta pelayanan terhadap korban banjir dipercepat,” kata Fauzi melalui siaran pers yang diterima Tempo, Rabu petang, 4 April 2012. Dia meminta posko kesehatan dan puskesmas ada di garda terdepan. “Dokter jaga 24 jam harus ada di puskesmas kecamatan,” ujarnya.
Menurut dia, walaupun genangan mulai berangsur surut, posko pengungsian harus tetap beroperasi. Saat ini, Pemerintah Provinsi DKI Jakarta telah memiliki sarana dan prasarana pengendali banjir yang terdiri dari 344 pompa pengendali banjir, 55 lokasi waduk pengendali banjir, 93 unit pintu air pengendali banjir, 51 lokasi posko piket banjir dan 7 titik pantau sistem peringatan dini Juga memiliki 17 lokasi penakar curah hujan, 26 situ dan waduk retensi, 47 polder, 442 kilometer saluran makro dan sub makro serta 1.537 kilometer saluran penghubung dan mikro untuk mengendalikan banjir.
Saat ini Pemerintah Provinsi DKI Jakarta sedang dalam proses membangun dua waduk di sekitar Kampung Pulo dan Pondok Labu, Cilandak, Jakarta Selatan. Satu waduk rencananya akan dibuat di belakang Markas Marinir, Cilandak, sedangkan satu waduk lainnya dibangun di sekitar Markas Brigif, Ciganjur, Jakarta Selatan. Waduk di Cilandak rencananya akan dibangun seluas 1,6 hektar. Kemudian waduk di Ciganjur mencapai sekitar 11 hektar.
Pemerintah Provinsi DKI bekerja sama dengan Badan Balai Besar Sungai Ciliwung Cisadane (BBBSCC) Kementerian Pekerjaan Umum tengah melaksanakan proyek revitalisasi Kali Pesanggrahan, Kali Sunter, dan Kali Angke senilai Rp 2,3 Triliun pada tahun 2012-2014. Pemprov DKI Jakarta bertugas menyiapkan pembebasan lahan, sedangkan pemerintah pusat menganggarkan biaya pelebaran dan pemasangan tiang pancang sheet pile.
Selain itu, kata Fauzi, Jakarta Urgent Flood Mitigatin Project (JUFMP) juga akan dilaksanakan tahun ini yang dananya berasal dari pinjaman Bank Dunia. Intinya, jika proyek ini disetujui, maka sebanyak 13 sungai besar di Jakarta akan dikeruk sehingga sedimen cukup tebal yang mengurangi kapasitas atau daya tampung sungai selama ini bisa dikembalikan normal.
AMANDRA MUSTIKA MEGARANI