TEMPO.CO,Jakarta - Seorang penumpang heran melihat Duta Besar Amerika, Scott Marciel, naik kereta api commuter line ke Bekasi. Dia penasaran dan tergelitik untuk menyapa sang duta besar. Namun, penumpang bernama Sriyanto, 55 tahun, itu tidak mau gegabah. Dengan hati-hati dia mencolek pengawal Marciel dan berbisik, "Boleh saya menyalami Duta Besar?" kata Sriyanto, Kamis, 12 April 2012.
Meskipun tidak terlalu kencang, suara Sriyanto ternyata didengar oleh Marciel. Senyum mengembang di bibir sang Duta Besar. Dia berdiri dan menghampiri Sriyanto untuk bersalaman. Sriyanto tersenyum lebar mendapat reaksi itu. Secara spontan dia menanyakan pakaian yang dikenakan Marciel. "Kok, Anda mau pakai batik," kata Sriyanto.
Marciel sempat melihat sebentar ke arah kemeja yang ia kenakan. "Saya suka batik. Nyaman. Kalau boleh, saya pakai batik setiap hari," katanya. Dia sebenarnya ingin mengenakan batik selama berada di Amerika. Namun, saat ini batik belum terlalu populer di negaranya. Jadi, masih jarang orang yang mengenakan pakaian hasil kebudayaan bangsa Indonesia itu.
Mendapat jawaban itu, senyum Sriyanto bertambah lebar. Dia mengaku senang Marciel suka mengenakan batik. Sebagai orang beretnis Jawa, Sriyanto merasa batik merupakan bagian dari dirinya. "Jangan sampai orang Indonesia yang justru tidak memakai batik," katanya.
Marciel naik kereta untuk mengunjungi sejumlah sekolah dan pesantren di Bekasi. Kegiatan ini digelar oleh Kedutaan Amerika Serikat. Menuru Marciel, kereta adalah alat transportasi tercepat yang bisa digunakan dari Jakarta ke Bekasi. Dia senang naik kereta. Namun, sekembalinya dari Bekasi, dia memilih menggunakan mobil dinas. "Karena saya butuh mobilitas, ada acara di Cengkareng," katanya.
MUHAMAD RIZKI