TEMPO.CO , Jakarta: Tersangka Doni, 20, sedang berkumpul dengan empat kawannya di sekitar kolong jalan tol PLTU Jalan RE Martadinata Tanjung Priok, Jakarta Utara, pukul 02.15, Kamis, 12 April 2012. Mereka semua dalam keadaan mabuk lantaran telah menenggak minuman keras.
Tak lama, datang truk trailer dari arah Pelabuhan Tanjung Priok. Menurut Doni, rekanannya yang bernama Jay dan Buntel yang awalnya memotori sehingga mereka bergerak menghadang truk. "Cepat sekali kejadiannya," kata pemuda pengangguran itu saat ditemui di Markas Polsek Tanjung Priok, Kamis.
Doni mengatakan, Buntel naik ke truk sisi sopir, membuka pintu, dan menarik sopir keluar hingga terjatuh. Sedangkan Jay naik ke truk sisi kernet dan meminta uang sembari memukuli kernet yang kemudian terjatuh.
Berlima, mereka memukuli sopir dan kernet hingga akhirnya menemukan dompet berisi uang sebesar Rp 1,9 juta dalam lembaran Rp 100 ribu.
Ketika mereka berlima hendak pergi sambil membawa uang hasil rampok, tiba-tiba ada mobil patroli polisi. Sontak, Doni yang sedang dalam posisi memegang uang, panik dan kebingungan. Ia lalu menyembunyikan gepokan uang ke mulutnya. Doni tak mampu berpikir jernih karena mabuk dan panik. Padahal, ia sedang memakai celana yang ada sakunya.
Uang digulung, dan dimasukkan ke mulut Doni. Mereka berlima melarikan diri. Nasib sial menimpa Doni. Larinya terkejar polisi. Ketika polisi menggebrak punggungnya, Doni memuntahkan uang itu.
Doni segera ditangkap bersama seorang kawannya, Bagus. Sementara Jay, Buntel, dan seorang perampok lagi yang belum diketahui namanya berhasil melarikan diri.
Kepala Kepolisian Sektor Tanjung Priok, Yono Suharto, menyatakan pihaknya sudah memasukkan tiga kawanan perampok yang berhasil melarikan diri. "Dalam pengejaran," katanya saat ditemui di kantornya, Kamis.
MUHAMAD RIZKI