TEMPO.CO, Jakarta - Dalam diskusi buku Allah, Liberty & Love di Kantor Sekretariat Aliansi Jurnalisme Independen Jakarta, penulis Irshad Manji mengatakan wartawan tidak boleh takut menggarap isu-isu sensitif, terutama soal agama. Menurut dia, seharusnya wartawan berani menggarap isu-isu soal agama.
"Wartawan tidak bisa bermain di permukaan saja. Wartawan harus berani menggali lebih dalam," ujar Irshad di tengah diskusi, Sabtu, 5 Mei 2012.
Irshad sejauh ini melihat wartawan cenderung takut menggarap isu-isu agama. Menurut dia, hal itu dikarenakan isu agama rentan menyebabkan kericuhan di dalam suatu masyarakat sosial ataupun membuat sejumlah kalangan merasa terusik.
Namun, Irshad menjelaskan hal itu seharusnya tidak perlu sampai membuat wartawan merasa takut menggali lebih dalam demi mencari kebenaran. Pasalnya, menurut Irshad, adanya ketegangan, kericuhan, ataupun kemarahan dari pihak tertentu akibat upaya mencari kebenaran adalah hal yang wajar dalam kehidupan nyata.
"Selamat datang ke kehidupan nyata, hal seperti itu (ketegangan) ketika menggali isu agama adalah hal yang wajar. Tidak akan ada yang namanya kebenaran ataupun kedamaian positif apabila tidak melalui ketegangan terlebih dahulu," ujar Irshad menjelaskan saat diskusi berlangsung.
Baca Juga:
Irshad menyarankan wartawan di Indonesia meniru wartawan-wartawan di Amerika, terutama Amerika Utara. Di Amerika, menurut Irshad, secara umum pandangan liberal terhadap sebuah agama telah berkembang dengan baik. Alhasil, wartawan Amerika tidak selalu memandang agama sebagai sebuah hal yang tabu untuk digali. Sebaliknya, Irshad mengatakan bahwa selalu ada keinginan di kalangawan wartawan Amerika untuk terus menggali lebih dalam.
Irshad juga menyarankan wartawan Indonesia tidak terlalu berkiblat terhadap wartawan ataupun media di Eropa dalam memandang isu agama. Menurut Irshad, secara umum di Eropa, isu agama dipandang tabu, sensitif, dan terkadang dangkal oleh wartawan. Karena itu, sedikit wartawan-wartawan yang berani untuk terus menggali lebih dalam terkait permasalahan agama yang berkembang.
"Kita tidak bisa bersikap dangkal. Jangan semata-mata memandang agama sebagai biang masalah antar suku ataupun umat. Kita bisa saja melihat dari sisi kenapa kelompok tertentu melakukan suatu hal atau aksi atas nama agama tertentu," ujar Irshad.
ISTMAN MP
Berita terkait
Komunitas Salihara Pertanyakan Pembubaran Diskusi
Komunitas Salihara Kutuk Pembubaran Diskusi Irshad Manji
Serbu Diskusi Salihara, Bos FPI Belum Baca Buku Irshad Manji
Kronologi Pembubaran Diskusi di Salihara
Alasan FPI Protes Diskusi Buku Salihara
Mengapa Peserta Diskusi Salihara Ngotot Bertahan?
Salihara Diamuk, Peserta Diskusi Menolak Pergi
Kata Pembicara Diskusi Salihara Sebelum Diungsikan