TEMPO.CO, Jakarta —Pengamat tata ruang kota, Yayat Supriatna, mengatakan perubahan fungsi Taman Bunga Cibubur menjadi kawasan komersial akan menambah beban ruang. Dampak terbesar dari perubahan itu adalah kesemerawutan arus lalu lintas di kawasan Jalan Taman Bunga.
“Jalannya jadi semakin macet,” ujar Yayat kepada Tempo, Senin 7 Mei 2012. Menurut dia, di kawasan tersebut merupakan titik simpul pertemuan arus lalu lintas yang keluar dan menuju Jakarta. Apalagi ada pusat perbelanjaan Cibubur Junction.
Sebelumnya, Kwartir Nasional (Kwarnas) Gerakan Pramuka berencana mengembangkan asetnya dengan membangun Taman Bunga Cibubur menjadi kawasan komersial. Nantinya kawasan itu bakal berdiri pusat perniagaan, hotel, taman rekreasi keluarga,dan gedung pertemuan. Menurut pengurus Kwarnas Pramuka, konsep rekreasi yang dibangun tak beda seperti waterboom.
Yayat menambahkan, bila niatan tersebut terlaksana, Kwarnas Pramuka harus berani transparan dalam konsep pembangunannya. “Mereka harus bisa membuat rekayasa lalu lintas, skala bangunannya seperti apa, ada tidak lahan parkirnya. Bila perlu libatkan polisi,” ucapnya.
Sebab, menurut pengajar Universitas Trisakti ini, pengelola kawasan komersial kerap tidak memikirkan persoalan lalu lintas. Masalah kemacetan, kata Yayat, selalu dilimpahkan ke pihak kepolisian.
Yayat menilai, dibangunnya kawasan komersial di Taman Bunga Cibubur lantaran tempat itu sudah kurang diminati oleh masyarakat. Sementara di sisi lain, kawasan itu juga merupakan daerah yang strategis. “Daerahnya juga punya daya tarik,” katanya.
ADITYA BUDIMAN