TEMPO.CO, Jakarta - Suasana haru menyelimuti Hanggar B1 terminal kedatangan Bandar Udara Halim Perdanakusuma, tempat penyerahan peti jenazah korban kecelakaan pesawat Sukhoi Superjet 100 yang menabrak tebing Gunung Salak, pada Rabu 9 Mei 2012.
Para keluarga korban tak kuasa menahan tangis saat satu per satu peti jenazah diserahkan untuk kemudian dibawa ke rumah duka menggunakan mobil ambulans. Tak hanya keluarga, kerabat dekat para korban pun hadir dalam acara tersebut.
Ade P. Marboen, sahabat Didik Nur Yusuf, wartawan majalah Angkasa yang menjadi salah satu korban pesawat nahas itu, terlihat setia berdiri di samping peti jenazah Didik. Sesekali dia melihat foto teman dekatnya itu. "Saya sangat dekat dengan almarhum. Kami satu angkatan dalam peliputan," kata Ade yang merupakan editor Antaranews.com di Bandara Halim Perdanakusuma, Rabu, 23 Mei 2012.
Menurut Ade, Didik adalah sosok seorang wartawan yang sangat loyal terhadap pekerjaannya. Menurut dia, jarang wartawan Indonesia yang bisa meliput bagian dalam pesawat tempur seperti Didik. "Dia sangat dipercaya oleh narasumber, sampai bisa meliput cockpit pesawat," katanya.
Acara penyerahan peti jenazah korban Sukhoi Superjet 100 berlangsung sejak pukul 10.00. Ada 45 peti jenazah diserahterimakan. Saat ini, semua peti jenazah sudah diserahkan kepada seluruh keluarga. Peti jenazah tersebut ada yang akan disemayamkan terlebih dahulu di tempat kerja atau langsung dibawa ke rumah duka.
ANGGA SUKMA WIJAYA