TEMPO.CO, Jakarta - Saksi sidang kasus Xenia maut atau kecelakaan maut di Tugu Tani mengaku tak mencium aroma alkohol di sekitar terdakwa Afriani Susanti, 29 tahun, saat terdakwa keluar dari mobil usai kecelakaan di Tugu Tani. Saksi Zulhendri, 16 tahun, menyatakan berada tak jauh dari mobil yang menabrak belasan pejalan kaki itu. "Tidak, saya tidak mencium bau apa-apa (bau alkohol)," kata saksi Zulhendri Ali, 16 tahun, saat menjawab pertanyaan hakim Antonius selaku ketua majelis hakim.
Agenda sidang hari ini, Rabu 23 Mei 2012 ini, adalah mendengarkan keterangan saksi yang memberatkan dari jaksa penuntut umum. Zulhendri mengaku dirinya tak berfokus pada Afriani. "Karena saya waktu itu hanya terfokus pada teman saya yang ditabrak," kata Zulhendri.
Zulhendri melihat langsung lima temannya ditabrak oleh Afriani yang mengendarai Xenia. Hanya satu dari lima rekannya yang sadarkan diri. "Yang empat lainnya tidak merespos ketika saya panggil-panggil," dia menjelaskan.
Ia mengaku kaget dan hanya terdiam sesaat setelah peristiwa tabrakan. Zulhendri baru menyadari peristiwa tersebut setelah seorang petugas bus Transjakarta berteriak kepadanya untuk menolong temannya yang tertabrak. "Saya bengong melihat peristiwa itu, soalnya persis di depan saya (kejadiannya)," ujar Zulhendri.
Saksi Furqon, 37 tahun, dan Abdul Rahim, 50 tahun, mengaku tidak mencium bau alkohol ketika perempuan tersebut keluar mobilnya. "Setelah saya lapor polisi dan dia (Afriani) disuruh keluar dari mobil (oleh polisi), tidak mencium bau apa-apa (bau alkohol)," ujar Furqon, satpam kantor Dirjen Pajak, Tugu Tani, Jakarta Pusat.
Furqon dan Abdul Rahim mengaku tidak melihat langsung peristiwa itu. Mereka berada di lobi kantornya. "Waktu peristiwa tidak lihat, tapi saya dengar suara benturan sangat keras," kata Abdul Rahim.
Sidang kasus Afriani Susanti hari ini hanya memeriksa tiga dari tujuh saksi yang diagendakan. Kasus itu terjadi pada 22 Januari 2012 lalu saat Afriani menghadiri sebuah pesta. Afriani diduga di bawah pengaruh alkohol dan obat-obatan terlarang mengemudikan mobilnya dalam kecepatan tinggi.
Afriani menabrak belasan orang di depan Tugu Tani, Jakarta Pusat. Sembilan orang tewas dan empat orang luka serius. Afriani tidak membantah keterangan para saksi. Menggunakan rompi berwarna merah, Afriani tampak tenang selama sidang.
Sepanjang jalannya sidang, Afriani sibuk menggoreskan sesuatu pada secarik kertas menggunakan spidol hitam. Afriani terlihat memperhatikan sidang jika majelis hakim bertanya kepada dirinya soal keterangan para saksi.
DIMAS SIREGAR
Metro Lainnya
Sidang Lanjutan Tabrakan Maut Tugu Tani
Asrama Hangus Terbakar karena Tawuran Mahasiswa
Pengemudi Lincah Berhasil Kabur dari Kejaran Polisi