TEMPO.CO, Jakarta - Dinas Pendidikan DKI Jakarta akan berupaya mencari jalan keluar untuk Sekolah Darurat Kartini yang terancam pembongkaran oleh PT Kereta Api Indonesia. "Kami sudah berkoordinasi melalui Seksi Pendidikan Informal Suku Dinas Pendidikan Menengah Jakarta Utara," kata Kepala Dinas Pendidikan DKI Jakarta Taufik Yudi Mulyanto, Jumat, 20 Juli 2012.
Menurut Taufik, jajarannya tidak mungkin membantu untuk mempertahankan bangunan darurat yang saat ini mereka tempati. Sebab, lahan tersebut adalah milik PT Kereta Api Indonesia dan mereka menempatinya tanpa izin.
Taufik menyatakan saat ini yang dapat diusahakan adalah meminjamkan tempat sementara untuk kegiatan belajar-mengajar. Hanya, sepertinya upaya itu akan terhambat birokrasi. Sebab, sekolah yang dibangun oleh ibu guru kembar itu tidak memiliki badan hukum dan bentuk yang "jelas". "Untuk meminjamkan aset itu, kan tidak bisa sembarangan," ujarnya. "Soalnya aset itu juga bukan punya kami, harus dipertanggungjawabkan."
Saat ini, Taufik menyatakan, terus memantau perkembangan pembicaraan antara ibu guru kembar dan Dinas Pendidikan Jakarta Utara. "Yang jelas, upaya mereka untuk memberi pendidikan pada masyarakat tidak mampu itu kami apresiasi," katanya.
Sebelumnya diberitakan, Sekolah Darurat Kartini yang berada di pergudangan Kampung Bandan, Ancol, Jakarta Utara, terancam digusur oleh PT Kereta Api Indonesia. Padahal di sekolah yang didirikan oleh sepasang ibu guru kembar, Sri Irianingsih dan Sri Rossiati, itu ada 596 anak kurang beruntung dari tingkat pra-sekolah hingga sekolah menengah atas (SMA) yang menuntut ilmu.
PINGIT ARIA