TEMPO.CO, Jakarta - Paus sperma yang mati di Muara Gembong, Bekasi, hari ini akan ditenggelamkan di perairan Pulau Kotok, Kepulauan Seribu.
Sebelum ditenggelamkan, para peneliti dari Kementerian Kelautan dan Perikanan dan juga Lembaga Ilmu Pengetahuan Indonesia (LIPI) akan mengambil sampel dari mamalia laut terbesar itu.
"Sampel itu akan digunakan untuk kepentingan edukasi," kata Koordinator Jakarta Animal Aid Network (JAAN), Benvika, melalui telepon, Selasa ,31 Juli 2012.
JAAN adalah salah satu elemen yang turut dalam upaya penarikan bangkai paus tersebut bersama dengan tim dari Kopassus serta Kesatuan Penjagaan Laut dan Pantai (KPLP). Penarikan bangkai paus dari Muara Gembong ke perairan Pulau Kotok dilakukan sejak Senin malam kemarin.
Hari ini, menurut rencana, tim tersebut akan menenggelamkan bangkai paus dengan jaring dan alat pemberat. Petugas dari Suku Dinas Kelautan dan Perikanan Kepulauan Seribu turut mendampingi upaya ini.
Sebelum ditenggelamkan di kedalaman sekitar 30 meter, bangkai paus akan diselimuti jaring agar tulang-belulangnya tidak tercecer. "Di dasar perairan tersebut, bangkai paus sperma akan diteliti oleh penyelam secara berkala," kata Benvika.
Pemilihan area Kepulauan Seribu untuk menenggelamkan bangkai paus itu, menurut Benvika, adalah berdasarkan arahan dari Kementerian Kehutanan. Perairan Pulau Kotok yang berada di Taman Nasional Laut Kepulauan Seribu dinilai ideal sebab cukup jauh dari pemukiman. Kontrol dan penelitian lanjutan terhadapnya dinilai akan lebih mudah dilakukan.
Dia menambahkan, sebelum diputuskan untuk menenggelamkan bangkai paus, ada usulan untuk menguburkan atau meledakkannya. Lokasi yang sempat diusulkan untuk penguburan adalah di ujung Muara Gembong, di lahan bakau. Namun, karena dinilai tidak efektif, opsi ini dikesampingkan. Sementara opsi untuk meledakkan bangkai tersebut ditolak karena dinilai tidak etis.
Sebelum ditemukan mati di Muara Gembong, bayi paus berwarna hitam itu sempat terdampar di Karawang, Jawa Barat. Saat itu, aparat sempat menyelamatkannya dengan cara ditarik kembali ke laut. Namun di tengah jalan, paus yang lemah dan dalam keadaan terluka ini diduga kehilangan arah, sehingga terdampar lagi dan mati di Muara Gembong, 25 kilometer dari tempatnya terdampar pertama kali.
PINGIT ARIA
Berita Terkait:
Mengapa Paus Karawang Gagal Diselamatkan
Panwas Temukan Kejanggalan dalam Pilkada Bekasi
Stadion Megah Kota Bekasi Diprediksi Selesai Akhir 2012
Saluran Air di Bekasi Buruk
Ulat Bulu Menyerang Warga Bekasi