TEMPO.CO, Jakarta - Akhir Agustus lalu, Polda Jawa Timur berhasil membongkar jaringan pekerja seks komersial kelas tinggi. Kisah penyidikannya dimuat di majalah Tempo edisi pekan ini, 24 September 2012. Selengkapnya bisa dibaca di sini.
Sekian lama beroperasi sebagai manajer bisnis esek-esek, Yunita alias Keyko dikenal amat berhati-hati. Salah satu kunci kesuksesannya menyelenggarakan bisnis rahasia ini adalah kemampuannya menjaga identitas klien sekaligus perempuan yang bekerja untuknya. Maklum, para wanita yang bekerja untuk Keyko rata-rata punya profesi lain sehari-hari, seperti mahasiswa, perawat, dan pekerja kantoran.
Satu prinsip kehati-hatian yang dipegang Keyko adalah dia nyaris tak pernah bertemu dengan germo dan pelacur di bawah jaringannya sendiri. Semua transaksi dilakukan via BlackBerry Messenger.
Keyko kerap memamerkan koleksi terbaru pelacurnya dengan memajang foto mereka di profil BlackBerry-nya. Ia juga rajin mengirimkan foto ”barang terbaru” kepada para pelanggan. Sebagian foto itu ia simpan di laptopnya. Saat Keyko ditangkap di rumahnya, polisi menemukan foto-foto perempuan panggilan koleksinya. Semua ini, menurut sejumlah penyelidik, ”Akan dijadikan bukti di pengadilan.”
Tiga germo Keyko: Nugroho Tjahjojo alias Dion, Lanny Agustina alias Nonik, dan Gloria Nansiska Maulina, misalnya, tak pernah sama sekali bertatap muka dengan bosnya. Ketiganya ditangkap polisi pada 11 September 2012 lalu dan dipertemukan dengan Keyko di Markas Kepolisian Resor Kota Surabaya. “Mereka hanya berkomunikasi lewat telepon tanpa tatap muka,” kata sumber Tempo.
MUSTAFA SILALAHI | KUKUH SW
Berita Terpopuler:
Penghasilan Bisnis Haram Keyko Rp 25 Juta per Hari
Pejabat Jawa Timur Panas-Dingin Pasca-Kasus Keyko
Anak Buah Keyko: Karyawan Sampai Perawat
Sandi Facebook untuk Menyewa Anak Buah Keyko
Jaringan Pelacur Keyko Terbongkar dari Malang
Bisnis Haram Keyko Berawal Dari Agensi Model
Tujuh Polwan Pernah Menyamar Jadi Pelacur Keyko