TEMPO.CO, Jakarta - Afriyani Susanti, terpidana kasus kecelakaan Daihatsu Xenia maut, tak pernah mengira pemberitaan seputar kecelakaan yang terkait dirinya begitu mendominasi media massa. "Saya tidak tahu kalau kejadian ini bakal menarik perhatian publik," kata Afriyani, Rabu, 19 Desember 2012 di Pengadilan Negeri Jakarta Barat.
Afriyani mengetahui ketika mayoritas masyarakat menghujani beragam hujatan yang ditujukan kepadanya. Namun, Afriyani terkejut saat rekan-rekannya justru memberikan semangat. "Bahkan, ada orang yang sama sekali tidak saya kenal memberi semangat dengan berkirim surat ke Rutan Pondok Bambu," ia menjelaskan.
Semua bentuk dukungan dan penyemangat teman-temannya terangkum rapi dalam sebuah bundelan buku atau scrapbook bersampul merah. Afriyani meminjamkan beberapa hari bundelan buku yang mirip dengan buku harian tersebut kepada Tempo.
Di dalamnya banyak sekali berisi surat dan catatan kecil dari sahabat dan keluarga Afriyani. Di mata teman-temannya, ternyata Afriyani memiliki banyak nama panggilan. Mulai dari Afri, April, Ani, Si Neng April, Afriyani Susanti, Si Nanas, sampai Anak Priok.
Dengan mata berkaca-kaca, seperti mencoba menerawang masa lalu, Afriyani mengatakan ia akrab disapa Ani. "Kalau Anak Priok itu karena temen biasa panggil Apri (Anak Priok). Kebetulan saya tinggal di Tanjung Priok," kata dia.
Tak hanya catatan kecil yang diselingi komentar-komentar tambahan dari Afriyani, scrapbook miliknya pun dihiasi oleh beragam foto masa kecil, foto keluarga, dan saat liburannya ke Bali. Ada satu foto berukuran postcard yang ditunjukkan ke Tempo. Dalam foto tersebut Afriyani berdiri bersama dua orang perempuan yang salah satunya merupakan seorang pengantin perempuan. "Itu foto sebelum kecelakaan terjadi," ujarnya.
Saat Tempo mencoba menanyakan kronologis kejadian sebelum kecelakaan terjadi, Afriyani enggan mengungkapkannya. "Saya tidak mau mengingat hal itu lagi."
ADITYA BUDIMAN