TEMPO.CO, Jakarta - Supriyati (30), salah satu korban BMW maut yang selamat, mengalami patah tulang di tangan kiri. Menurut spesialis bedah tulang, dr Wendi, Supriyati mengalami patah tulang di pergelangan tangan kiri, dan terluka di kaki serta paha.
"Pasien sudah digip, dan masih dalam perawatan," kata Wendi di RS UKI, Rabu malam, 2 Januari 2013. Menurut Wendi, saat dibawa ke RS UKI, kondisi Supriyati dalam keadaan setengah sadar.
Saat ditemui Tempo di kamar inap, Supriyati mengatakan tidak akan mempermasalahkan kecelakaan yang menimpa dirinya ke jalur hukum. "Saya cuma mau sembuh seperti semula," katanya.
Supriyati hanya meminta agar sopir BMW maut bertanggung jawab atas perbuatannya. "Yang penting ada tanggung jawab dari pelaku," ujarnya. Supriyati enggan berbicara banyak. Ia mengaku lelah dan ingin beristirahat.
Selasa pagi, 1 Januari 2013, BMW hitam bernomor polisi B 272 HR yang dikemudikan M. Rasyid Amirullah Rajasa, 22 tahun, mengalami kecelakaan di Tol Cililitan arah Jagorawi pada pukul 05.45. Putra bungsu Menteri Koordinator Perekonomian Hatta Rajasa ini menabrak kendaraan minivan Daihatsu Luxio hitam yang dikemudikan Frans Joner Sirait, 37 tahun, yang berada tepat di depannya.
Dua penumpang, yakni Harun, 57 tahun, warga Jalan Semangka 1 nomor 99, Cibodas Sari, Tangerang, dan M. Raihan, 14 bulan, berdomisili di Kampung Ciaul RT 8 RW 2, Mekarjaya Kababungan, Sukabumi, Jawa Barat, meninggal dunia. Korban tewas BMW maut ini mendapat santunan dari PT Jasa Raharja.
Tiga korban BMW maut lainnya mengalami luka ringan, yakni Enung, perempuan berusia 30 tahun, ibu Raihan, warga Mekarjaya, Sukabumi; Mohammad Rifan, kakak kandung Raihan; serta Supriyati, 30 tahun, warga Jalan Swadaya III nomor 8 Rawabuaya, Jatinegara, Jakarta Timur.
AFRILIA SURYANIS