TEMPO.CO, Jakarta - Indonesia adalah negara yang rentan bencana banjir, longsor, angin kencang, letusan merapi dan gempa. Menurut Kepala Pusat Penanggulangan Krisis Kesehatan (PKK) Sri Henni Setiawati, masyarakat bisa mempersiapkan tas siaga untuk mengantisipasi bencana yang tiba-tiba datang.
“Jadi ketika bantuan belum datang, kita masih bisa bertahan,” kata Henni, Sabtu, 19 Januari 2013. Ia menuturkan ada beberapa barang yang harus ada di dalam tas siaga.
Barang-barang tersebut seperti baju atau selimut hangat, obat-obatan pribadi, korek api, lilin, dan senter. Makanan dan air mineral juga disediakan dalam tas siaga, setidaknya untuk jatah tiga hari.
Untuk kebutuhan keluarga, kata Henni, isi tas siaga tentunya lebih banyak karena termasuk kebutuhan anak. Tas siaga segera disiapkan ketika informasi akan datangnya bencana mulai bisa terdeteksi. “Tapi sayangnya, masyarakat kita lebih dahulu panik sehingga lupa mempersiapkan,” kata Henni.
Menurut Henni, tas siaga sudah lazim digunakan di negara-negara lain seperti Jepang. Penyebabnya, kata Henni, negara Asia Timur itu rentan terjadi gempa bumi sehingga masyarakatnya lebih siap.
“Alangkah baiknya, warga di kampung melayu juga mempersiapkan ini karena hampir setiap tahun mengalami banjir,” kata Henni. Ia juga menganjurkan warga Jakarta yang daerahnya rentan banjir juga memliki tas siaga.
Bulan Januari, Indonesia diwarnai dengan pelbagai bencana alam. Di Jakarta, banjir menenggelamkan puluhan kelurahan di ibu kota. hingga Sabtu pagi, 19 Januari 2013, tercatat ada 14 orang tewas akibat banjir yang melanda Jakarta.
Di Jawa Timur, banjir masih menggenangi sebanyak 937 rumah di Kabupaten Lamongan. Sementara posisi permukaan air di sungai Bengawan Solo masih berstatus siaga II atau turun satu strip dari sebelumnya siaga III.
Wilayah Indonesia timur, sedikitnya tujuh pulau kecil di Nusa Tenggara Timur (NTT) terisolasi akibat cuaca buruk yang melanda wilayah itu dua pekan terakhir ini. Akibatnya, harga kebutuhan pokok di daerah itu mengalami kenaikan, karena stok menipis.
Angin kencang menerjang Dusun Dulak Negeri Ondor, Kecamatan Pulau Gorom, Kabupaten Seram Bagian Barat, Maluku. angin kencang juga menerjang Desa Sangiang, Kecamatan Wera, Kabupaten Bima, Nusa Tenggara Barat.
SUNDARI