TEMPO.CO, Jakarta-Kondisi Ana Mudrika, 15 tahun, pasien Kartu Jakarta Sehat (KJS) yang meninggal, Sabtu, 9 Maret 2013, mungkin sudah tenang di alam baka. Namun di mata rekannya, bungsu pasangan Endang Rukmana dan Royati tetaplah menyimpan banyak kenangan.
Ana meninggal setelah dua rumah sakit di Jakarta Utara menolaknya, karena kamar ICU sudah penuh. Ia dirawat di Rumah Sakit Islam Sukapura, yang juga kehabisan ruang ICU.
Siswi kelas 8-1 Sekolah Menangah Pertama (SMP) Nusantara, Jakarta Utara ini, dikenal ceria dan pandai bergaul. Ia masih menjalin komunikasi meskipun jarum infus tertancap di pergelangan tangannya. "Malam Jumat kemarin, Ana masih BBM-an sama saya," ujar Siska, 14 tahun, rekan satu kelas Ana.
Siska bersama lima rekannya terus memantau perkembangan Ana, sejak Rabu lalu, atau pertama kali ia masuk rumah sakit untuk menjalani pemeriksaan. "Ia masih mampu menyapa meskipun kadang jawabnnya hanya ‘iya’ dan ‘tidak’," kata dia.
Namun ada satu ketidakbiasaan yang disampaikan Ana, yaitu menulis di statusnya “kematian di akhir nafasku” Ketika ditanya kenapa dia menulis seperti itu, Ana menjawab, 'saya sudah tidak kuat lagi'.
Sulha, rekan sekelas Ana lainnya, mengaku masih mengingat ketika makan otak-otak ikan di halaman sekolah Selasa lalu. "Dia begitu senang makan itu," ujarnya.
Sulha menambahkan, makanan yang terakhir disantap Ana saat jajan dengannya hanya otak-otak, namun Ana mengakui sebelumnya telah menyantap baso cilok pedas. "Kayanya pedas itu tidak kuat bagi usus dan lambungnya," kata dia.
Farhat, wali kelas 8-1, yang ikut melayat ke rumah korban, menilai Ana cukup aktif namun sopan.
JAYADI SUPRIADIN
Berita Lain:
Polisi Penembak Anggota TNI Terancam 15 Tahun
Pesta Narkoba, Polisi Ditangkap BNN
Uang Pangkal Dihapus, Biaya Kuliah Unpad Melonjak
Harlem Shake ala Zaskia, Shireen Sungkar, Irwansyah
Pony Ma, Raja Internet Penemu Wechat