TEMPO.CO, Tangerang - Bos pabrik panci, Yuki Irawan, menargetkan setiap buruh mencetak 200 wajan alumunium. Jika tidak mencapai target, Yuki bakal menggiring buruh ke ruang `pembantaian`. Letaknya di dekat tangga rumah tingkat, gudang alumunium foil.
Seorang buruh, Abdul Nawa Fikri, 20 tahun, harus menggotong cetakan penggorengan berbobot satu kuintal. Setiap hari, ia mengangkatnya bersama satu buruh lain. "Saya kebagian mencetak kenceng ukuran besar," kata Abdul kepada Tempo, Senin, 6 Mei 2013.
Abdul mengatakan, kadang-kadang dia mencapai target itu 200 buah penggorengan. Kalau tidak berhasil, ia pun menjadi sasaran tendangan, pukulan, atau makian kasar. "Saya juga pernah diancam mau ditembak, tapi saya belum pernah lihat senjata apinya," kata dia.
Ancaman peluru timah juga pernah diterima Arifudin, pekerja asal Lampung. Arif bahkan mengatakan ada oknum Brimob yang kerap datang ke pabrik itu.
Di pabrik pancinya, Yuki memiliki 25 buruh. Bila tiap buruh diwajibkan mencetak 200 kenceng, berarti target produksi setiap hari sekitar 5.000 wajan. "Pokoknya kerja, kerja, dan kerja. Walaupun makan belum habis, harus segera kerja," kata Abdul.
Bila di Sepatan, Yuki memiliki 25 pekerja. Pada pabrik di kawasan Dadap, pria 41 tahun itu memiliki sembilan buruh. Tugas mereka mencetak balokan aluminium, bahan pembuat kenceng. Dan hampir tiap hari, ke-25 buruh secara bergantian diangkut ke Dadap untuk mengerjakan peleburan alumunium dan mencetaknya menjadi balok. Sedangkan berdasarkan informasi yang diterima Tempo, wajan buatan CV Cahaya Logam dikirim ke Jakarta, Bogor, Kalimantan, dan Jawa Timur.
AYU CIPTA
Topik Terhangat:
Pemilu Malaysia | Harga BBM | Susno Duadji | Ustad Jefry | Caleg
Terpopuler:
Bos Pabrik Panci Pernah Jadi Bandar Pilkades
Ini Kata Polisi yang Pernah ke Pabrik Panci
Buruh Pabrik Panci yang Disekap Layak Dapat Rp 1 M
Ruang Buruh Panci Lebih Buruk dari Sel Penjara
Izin Usaha Pabrik Panci Penyekap Buruh Dicabut