TEMPO.CO, Bogor - Bangkai pesawat Sukhoi Superjet 100 milik perusahan penerbangan Rusia yang jatuh pada 9 Mei 2012 dan menewaskan 45 orang penumpangnya dievakuasi dari jurang Puncak I Gunung Salak. Hingga kini pelaksanaanya baru 30 persen.
Pelaksanaan evakuasi serpihan bangkai pesawat itu dilakukan oleh puluhan petugas gabungan dari Taman Nasional Gunung Halimun Salak (TNGHS) dan PT Persada Angkasa Transportindo yakni perusahaan yang ditunjuk oleh Kedutaan Besar Rusia untuk pelaksanaan pengangkatan bangkai Sukhoi.
"Pelaksanaan evakuasi serpihan bangkai pesawat ini sudah kita lakukan dari tanggal 20 Maret lalu," kata Kepala Balai Kepala Resor Kawah Ratu TNGHS Cicurug Sukabumi, Ugur saat dihubungi melalui telepon genggamnya, Selasa 7 Mei 2013.
Ia mengatakan, pelaksanaan proses evakuasi bangkai pesawat Sukhoi yang jatuh di Gunung Salak tahun lalu ini atas permintaan dari Kedutaan Rusia yang menunjuk PT Persada Angkasa Transportindo sebagai pelaksananya. "Setiap harinya ada 10-20 orang petugas gabungan dari TNGHS dan PT Persada Angkasa Transportindo yang turun ke lokasi jatuhnya pesawat," kata Ugur.
Evakuasi hanya dilakukan pada bangkai pesawat yang bisa diangkut secara manual dengan tenaga manusia. "Sudah sekitar 30 persen serpihan bangkai pesawat ini berhasil kami angkat dan semuanya dikumpulkan di Puncak Salak I," kata dia.
Menurut Ugur, dilibatkanya petugas TNGHS dalam proses evakuasi bangkai pesawat ini, adalah untuk memantau dampak dari evakuasi terhadap ekosistem yang ada. "Petugas kami yang mengenal medan dan lokasi karena khawatir ada petugas mengalami kecelakaan saat dalam pelaksanaannya," kata dia.
Hal senada diungkapkan Kepala Balai Taman Nasional Gunung Halimun Salak (TNGHS) Agus Priambudi, untuk sementara semua serpihan bangkai pesawat Sukhoi Super jet 100 yang jatuh di Gunung Salak ini semuanya dikumpulkan di satu titik, setelah itu baru bisa diangkut dengan menggunakan pesawat khusus yang disediakan Kedutaan Rusia. "Informasinya sih selain untuk diteliti bangkai pesawat Sukhoi ini pun rencananya akan disimpan dalam satu tempat untuk dijadikan sebagai benda koleksi museum," kata dia.
Ia mengatakan saat ini, kendala yang dihadapi oleh puluhan petugas yang melakukan evakuasi ini adalah medan yang sangat sulit dan curam sehingga membahayakan pekerja yang akan membawa serpihan itu. "Lokasinya kan berada sekitar tebing puncak I," kata dia.
M SIDIK PERMANA
Berita hangat:
Pemilu Malaysia | Harga BBM | Susno Duadji | Ustad Jefry | Caleg
Berita Lainnya:
Akun Vitalia Sesha Pamer Foto di Twitter
Sejam Akun Twitter @hattarajasa Dijebol Hacker
Anas Urbaningrum, Sambal Pecel dan Hambalang
Buruh Pabrik Panci yang Disekap Layak Dapat Rp 1 M