TEMPO.CO, Jakarta -Pemerintah Provinsi DKI Jakarta berencana memutus kerja sama dengan perusahaan milik konglomerat Hartati Murdaya Poo, PT JIExpo, dalam penyelenggaraan Pekan Raya Jakarta (PRJ) atau Jakarta Fair. Acara yang berlangsung setiap tahun untuk memeriahkan ulang tahun Jakarta itu dinilai sudah melenceng dari tujuan aslinya.
Gubernur DKI Jakarta Joko Widodo alias Jokowi mengatakan lebih banyak pengusaha besar dan komersial yang mendapat tempat di PRJ. Pengusaha kecil yang ingin berdagang malah kesulitan menyewa. "Contoh, yang daftar ke saya seperti pedagang kerak telor itu enggak dapat tempat," ujar Jokowi ketika ditemui di Balai Kota Jakarta, Jumat, 31 Mei 2013.
Sebab itulah pemerintah memutuskan untuk mengakhiri kerjasama pada tahun ini. Artinya, mulai 2014, PT JIExpo tidak lagi menjadi penyelenggara PRJ. "Nanti supaya kembali ke rohnya, untuk produk-produk kreatif berbasis budaya," kata Jokowi. Sementara konsep PRJ pada ulang tahun Jakarta pada 2013 ini masih sama dengan tahun-tahun sebelumnya.
Senada dengan Jokowi, Wakil Gubernur Basuki Tjahaja Purnama juga mengutarakan hal yang sama. Menurut dia PRJ tahun depan akan dibuat menjadi pasar rakyat. Tempatnya pun akan dipindahkan ke Monumen Nasional alias Monas di jantung Ibu Kota. (Protes Ahok soal PRJ)
"Nanti mungkin akan dipisah. Pameran mesin di JIExpo sendiri, sementara pameran dan pesta rakyatnya di Monas," ujar Ahok. Tahun ini Pekan Raya Jakarta akan digelar pada 6 Juni hingga 7 Juli 2013. Pengunjung yang masuk juga akan dikenai tiket Rp 25 ribu pada hari kerja dan Rp 30 ribu pada akhir pekan. (Ahok merasa 'dikadalin' penyelenggara PRJ)
ANGGRITA DESYANI
Berita lainnya:
Jaksa Sebut Hercules Ancam Polisi
Karaoke Venus Dilarang Beroperasi
Ahok Izinkan Ancol Mereklamasi 140 Hektare Lahan
Hercules Terancam 9 Tahun Penjara