TEMPO.CO , Jakarta:PT MRT Jakarta meneken kontrak kerja sama dengan dua konsorsium pemenang tender pembangunan jalur bawah tanah proyek Mass Rapid Transit Selasa, 11 Juni 2013. Penandatanganan itu dilakukan di kantor PT MRT Jakarta di Wisma Nusantara, Jakarta Pusat, disaksikan oleh Gubernur Joko Widodo.
Penandatanganan itu merupakan langkah maju dalam pembangunan proyek MRT. Namun masih ada tender tiga paket pembangunan jalur layang MRT yang belum diumumkan. Direktur Utama PT MRT Jakarta Dono Boestami mengatakan lelang sudah selesai dan pemenangnya akan segera diumumkan. "Secepatnya akan diumumkan kalau bisa sebelum 17 Agustus," ujar Dono usai acara penandatanganan kontrak, Selasa, 12 Juni 2013.
Ada lelang tiga paket proyek jalur layang dan pembangunan depo. Paket satu termasuk pembangunan depo di Lebak Bulus dan jalur layang. Dua paket lainnya merupakan pembangunan stasiun dan jalur layang.
Sejumlah konsorsium yang ikut serta di antaranya lima peserta lelang paket 1 Hazama-Murinda Iron Steel Joint Operation, SMCC-NK Joint Operation, Sumitomo- Adhi Joint Operation, Tekken- Hutama-Maribeni Joint Operation, Tokyu-Wika Joint Operation.
Paket kedua dan ketiga, pembangunan jalur dan stasiun layang diikuti oleh Hazama-Murinda Iron Steel Joint Operation, Kajima Waskita Joint Operation, SMCC-NK Joint Operation, Sumitomo-Adhi Joint Operation, Taisei-PP Joint Operation, Tekken- Hutama Karya-Marubeni Joint Operation, Tokyu-Wika Joint Operation, dan Zenitaka-JFEE Joint Venture.
Kemajuan lain dalam proyek MRT, kata Dono, adalah penandatangan kontrak dengan konsultan pengawas proyek MRT yakni Oriental Consultant. "Kontraknya sudah kami tanda tangani kemarin," katanya. Konsultan ini akan mengawasi pembangunan tahap pertama proyek MRT dari Lebak Bulus hingga Bundaran Hotel Indonesia.
Menurut Dono, hal itu merupakan bukti keseriusan PT MRT Jakarta menggarap megaproyek transportasi Ibu Kota yang sudah lama tertunda. "Dengan begitu proyek bisa berjalan tepat waktu dan efisien," kata dia.