TEMPO.CO, Jakarta - Hingga bulan ketujuh masa kepemimpinan Gubernur DKI Joko Widodo, Dinas Pekerjaan Umum DKI mengeklaim telah mengeruk 40 persen sungai, kali, saluran makro dan mikro, serta saluran penghubung di Jakarta. "Dari total 141 sungai, kali, dan saluran, sudah 61 dikeruk," kata Kepala Seksi Pemeliharaan Prasarana dan Sarana Konservasi dan Pendayagunaan Sumber Daya Air Dinas PU Maryana kepada Tempo, Kamis, 13 Juni 2013.
Pengerukan ini diprioritaskan pada sungai yang timbunannya melebihi ketinggian aliran air. Belajar dari banjir bulan Januari lalu, Sungai Cideng (Sumenep) menjadi prioritas utama. Di Jakarta Pusat, Dinas PU mengeruk lima lokasi kali dan 11 lokasi saluran penghubung. Di Jakarta Barat, pengerukan di lima lokasi kali, empat lokasi waduk, dan enam lokasi saluran penghubung.
Adapun di Jakarta Utara, pengerukan di dua lokasi kali dan 16 saluran penghubung. Sementara, di Jakarta Timur pada dua lokasi waduk, empat lokasi kali, dan tiga saluran penghubung. Di Jakarta Selatan, pengerukan pada enam lokasi kali dan satu lokasi saluran penghubung.
Maryana mengakui, dari jumlah tersebut, pengerukan tidak dilakukan di sepanjang sungai. Hanya bagian yang tertimbun cukup berat dari sungai yang diprioritaskan untuk dikeruk. Misalnya di Kali Angke yang dikeruk sepanjang 500 meter dari Pesing sampai Jembatan Genit. Contoh lain, Kali Cibubur juga hanya dikeruk sepanjang 500 meter.
Maryana beralasan, pengerukan belum di sepanjang sungai karena keterbatasan dana. Dia mendapat dana pagu Rp. 30 miliar dalam anggaran pendapatan dan belanja daerah DKI sepanjang 2013 ini. "Itu termasuk dana pengaman darurat, tidak terprediksi," kata dia.
ATMI PERTIWI
Terhangat: EDSUS HUT Jakarta | Kenaikan Harga BBM | Rusuh KJRI Jeddah
Baca juga:
Dengan KJS, Dokter Digaji Rp 30 Juta per Bulan
Jokowi Kucurkan Rp 291 Miliar untuk Kampung Betawi
Jokowi Evaluasi PRJ Monas Hari Ini
Ini Penyebab Rumah Sakit Swasta Ributkan Soal KJS
Pengamat: KJS Pangkas Pemborosan di Rumah Sakit