TEMPO.CO, Jakarta - Pengurus Komite Olahraga Nasional Indonesia (KONI) Jakarta berencana mengirim atlet-atlet DKI Jakarta ke luar negeri untuk berlatih dan mempersiapkan diri untuk Pekan Olahraga Nasional XIX pada 2016 di Jawa Barat.
Negara tujuannya berbeda, bergantung pada kekuatan negara itu dalam cabang olahraga tertentu. "Kami ingin olahraga semakin maju di bawah kepemimpinan baru. Apalagi atlet-atlet terbaik itu hampir semuanya berkumpul di Jakarta," ujar Ketua KONI Jakarta, Winny Erwindia, di Balai Kota DKI Jakarta, Jumat, 19 Juli 2013.
KONI Jakarta berencana meminta tambahan anggaran hibah sosial bagi pengembangan 57 cabang olahraga di Jakarta. Winny mengaku belum menghitung besaran dana tambahan yang akan diajukan. Saat ini KONI Jakarta mendapat hibah sebesar Rp 107 miliar dari Pemerintah Provinsi DKI Jakarta. "KONI wilayah juga akan kami pacu untuk mengembangkan olahraga di wilayah masing-masing," kata dia.
Wakil Gubernur DKI Jakarta Basuki Tjahaja Purnama yang menerima perwakilan KONI Jakarta pun mendukung permintaan pengembangan atlet. Pemerintah, kata dia, tak segan mengirim atlet ke luar negeri. "Pengalamannya, kalau atlet dikirim ke negara yang jago di bidang olahraga tertentu akan berkembang pesat," kata Basuki.
Menurut Basuki, pemerintah awalnya ingin mendatangkan pelatih dari negara lain. Namun langkah itu dinilai kurang efektif karena atlet tak akan mendapat sparring partner yang tangguh. Sementara soal pencairan dana olahraga, Basuki mengklaim akan berlangsung cepat. "Kalau ternyata masih lama cairnya, nanti SMS saya saja," ujar dia sambil tertawa.
Dia juga meminta agar pengurus olahraga di DKI Jakarta tak memikirkan diri sendiri. "Kalau sudah bertahun-tahun mengurus cabang olahraga tapi prestasinya buruk, ya, sudah, mundur, beri kesempatan kepada yang lain," ujarnya tegas.
Basuki juga sempat menyindir manajemen klub sepak bola Persija yang berubah menjadi perseroan terbatas. Pembentukan PT itu tak mengikutsertakan Pemprov DKI sebagai pemilik saham. "Persija jadi PT, tetapi DKI Jakarta tidak punya saham, itu kacau," kata dia.
ANGGRITA DESYANI