TEMPO.CO, Jakarta - Pemerintah Provinsi DKI Jakarta tidak akan melaksanakan razia kependudukan atau operasi yustisi pada Lebaran tahun ini. Alasannya, razia untuk mengetahui berapa banyak warga luar Jakarta yang datang dinilai tidak efektif.
"Sudah puluhan tahun dioperasi enggak ada. Udah keluar uang banyak, tetapi enggak ada hasilnya," kata Jokowi di Balai Kota Jakarta, Jumat, 19 Juli 2013. (Baca: Ahok: Operasi Yustisi seperti 'Tom&Jerry')
Saat ini, katanya, pemerintah daerah ingin mensosialisasikan mengenai kependudukan di Jakarta. Ia berharap warga Jakarta yang pulang ke kampung halamannya tidak membawa saudaranya untuk bekerja atau menetap di Ibu Kota. "Kami menyiapkan itu saja," ia mengatakan.
Alasan kedua mengapa operasi yustisi tidak dijalankan, menurut Jokowi, karena bisa jadi warga luar Jakarta malah datang setelah Lebaran usai.
Persoalan membatasi orang untuk tidak datang ke Jakarta, menurut Jokowi, bukan perkara mudah. Ibarat gula, Jakarta selalu dikerumuni semut yang ingin merasakan manisnya gula. "Dipageri ya enggak mungkin," ujar Jokowi.
Selain mensosialisasikan informasi ke warga, Jokowi mengakui belum mengetahui jurus yang tepat untuk menghadapi hal tersebut. "Kalau saya belum ketemu jurusnya ya ngomong apa adanya, daripada melakukan rutinitas tapi enggak ada manfaatnya," kata Jokowi.
SUTJI DECILYA
Terhangat:
Bentrok FPI | Bisnis Yusuf Mansyur | Aksi Liverpool di GBK
Berita terkait:
Mobil FPI Dibakar Sejumlah Pemuda Kendal
Ini Pemicu Bentrok FPI dan Warga Kendal
FPI Bentrok dengan Warga Kendal
FPI Jateng Janji Tak Akan Sweeping