TEMPO.CO, Jakarta - Warga RT 04 RW 08 Kelurahan Lenteng Agung, Jagakarsa, Jakarta Selatan, geger dengan temuan air berwarna merah pekat di rumah milik salah seorang warga, Muhammad, 54 tahun. Temuan air tersebut, yang terjadi pada Minggu malam lalu, menarik massa berbondong-bondong ke rumah Muhammad hingga hari ini, Rabu, 4 September 2013.
"Enggak tahu, enggak diundang, tahu-tahu datang aja. Padahal ini awalnya rahasia orang dalam rumah saja," ujar Muhammad saat ditemui di kediamannya. Muhammad yang akrab disapa Mamat mengatakan, air merah pekat seperti minuman ringan merek Fanta itu muncul ketika ia hendak mengambil wudu untuk salat isya.
"Pas mau ambil air, ternyata merah, saya kaget," ujarnya. Ia mengira ada orang iseng yang hendak mengguna-gunai keluarganya. "Saya cek, coba minum, biar kalau emang kenapa-kenapa, saya yang mati duluan," ujarnya.
Setelah minum tiga teguk air merah itu, ia mengaku malah badannya merasa segar. "Bikin hilang pegal-pegal," ujarnya. Tak lama, anggota keluarganya juga ikut meminum air itu.
Esoknya, entah dapat kabar dari mana, banyak orang mendatangi rumah Mamat. "Mereka minum dan mandi dengan air itu."
"Rumah saya penuh, orang-orang antri sampai depan gang," ujarnya. Mereka konon mendengar kabar tersebut via internet. Paling jauh, menurut Mamat, ada orang yang berasal dari Kalimantan turut mendatangi rumahnya.
Kejadian ini berlangsung hingga sore hari. "Saya merasa capek, minta (pada Tuhan) biar air bening lagi," ujarnya. Sore hari, air merah pekat itu mulai memudar dan kembali tampak seperti air biasa.
Mamat tak pernah tahu penyebab air yang berubah warna itu. "Seperti mukjizat," ujarnya. Ia mengaku tak pernah menjatuhkan barang apapun ke dalam sumur tempat air tanah itu tertampung sedalam 24 meter. "Ini baru pertama kali sejak sumur ini ada 70 tahun yang lalu," ujarnya.
Ia mengatakan bahwa pihak kepolisian, kelurahan, dan peneliti juga datang ke rumahnya. "Sudah dibawa sampelnya ke Puskesmas Jatipadang, nanti dikabari hasilnya," katanya, yang masih bingung dengan temuan itu. Sebab, bila disebut terkena efek limbah, di sekitar lokasi tersebut tak ada pabrik berdiri. "Airnya juga tidak beracun."
Hari ini, beberapa teman Mamat dari Pasar Kramat Jati datang berkunjung. "Dua hari enggak masuk kerja, tiba-tiba muncul di televisi," ujar Toyib, rekan kerja Mamat. Ia mengatakan datang berkunjung karena penasaran dengan air ajaib di rumah Mamat.
Mukanya basah saat Tempo bertemu dengannya. Rupanya ia baru membasuh mukanya dengan air yang sudah tak lagi merah itu. Ia juga sempat meminumnya dalam kemasan botol. "Seperti air (putih) biasa saja, tapi benar memang seperti ada khasiatnya, hilang pegal-pegal," ujarnya.
M. ANDI PERDANA
Berita Terpopuler
Jaksa Selidiki Korupsi di Acara Anang-Ashanty
Tujuh Mitos dan Fakta Masturbasi
Bos Lion Air: Kami Kecolongan di Bali
Haji Lulung: Ahok Jangan Celetak Celetuk Slengean
Dipasangkan dengan Jokowi? Ini Komentar JK