TEMPO.CO, Jakarta - Kepala Rutan Klas I Salemba, Jakarta Pusat, Samsul Hidayat, mengungkapkan kronologi perkelahian antara dua kelompok narapidana yang terjadi pada kemarin sore. Perkelahian tersebut pun membuat enam narapidana mengalami luka-luka.
Samsul menceritakan, perkelahian terjadi sekitar jam 18.30 WIB karena masalah utang-piutang. Ali bin Jamarias, narapidana dari Blok H, menghampiri Indra, narapidana Blok D, untuk menagih utang Rp 100 ribu. "Sama si Indra dijawab kurang enak," kata Samsul di Rutan Klas I Salemba kepada wartaman, Jumat, 19 September 2013.
Setelah itu, ujar Samsul, sempat terjadi cekcok di antara keduanya. Namun, tidak sampai menjurus ke perkelahian. Lalu Ali kembali ke bloknya. Hanya selang lima menit, pria yang dijatuhi hukuman 8 tahun penjara atas kasus penipuan itu kembali mengunjungi Indra. "Dia tanya Indra, kenapa menjawab pertanyaannya dengan kasar," ucapnya.
Perkelahian pun pecah. Lantaran kalah massa, Ali kembali ke Blok H. Namun, Indra dan rekan-rekannya tetap mengejar Ali sampai ke bloknya. Samsul mengatakan, tawuran terjadi di sepanjang koridor lantai 3. Namun, tidak berlangsung lama. "Kejadian berkisar 10 menit," kata pria berkulit putih yang memelihara kumis itu.
Dalam perkelahian itu, Samsul mengatakan, enam orang mengalami luka-luka. Tiga di antaranya adalah T, GM, dan F. Mereka narapidana dari Blok H. Sementara sisanya justru dari penghuni Blok A. Padahal Blok A berada di lantai bawah. Ketiga korban itu antara lain RU, A, dan EJ. "Mereka kena tusuk karena ikut nonton perkelahian," tuturnya.
Sekitar pukul 7.00, Samsul melakukan koordinasi dengan Polsek Metro Cempaka Putih dan Polres Metro Jakarta Pusat. Untuk mencegah kembalinya tawuran, sedikitnya 100 anggota kepolisian diturunkan. "Pasca-keributan, sampai saat ini kondisinya aman," ujar pria yang mengaku baru menjabat Kepala Rutan Klas I Salemba empat bulan itu.
SINGGIH SOARES
Berita Terpopuler
Boediono: Jangan Hambat Orang Beli Mobil Murah
`Dicerca` Nikita Mirzani, Zaskia Gotik Menangis
Ini Kata WNI yang Masuk Daftar Hitam AS
Besok, Wali Kota Bandung Jadi Sopir Angkot
'Efek Jokowi' Hanya Terbukti di Twitter?