TEMPO.CO, Jakarta - Teknis modifikasi cuaca dilakukan oleh Badan Nasional Penanggulangan Bencana bekerja sama dengan Pemerintah Provinsi DKI Jakarta untuk mengurangi banjir. Kepala Pusat Data Informasi dan Humas BNPB, Sutopo Purwo Nugroho, mengatakan pihaknya telah menyiapkan dua pesawat untuk rekayasa hujan ini.
"Kita siapkan dua pesawat, yakni Hercules C130 dan Casa 212, yang sudah didesain untuk bisa mengangkut 8 ton garam. Poskonya di Halim Perdanakusuma," kata dia saat dihubungi, Rabu, 16 Oktober 2013. Ia menuturkan, penyemaian garam dilakukan di Selat Sunda dan Laut Jawa sehingga hujan tetap jatuh di laut.
Sutopo menjelaskan, prinsip ini mempercepat proses awan menjadi hujan (jumping process) terhadap awan-awan yang sedang tumbuh di daerah upwind, yang bergerak menuju darat. Hal ini membuat hujan turun sebelum membesar menjadi hujan lebat di atas daratan.
Selain itu, pihaknya juga akan memasang ground-based generator di beberapa tempat, seperti di Pasar Minggu dan di Thamrin. Nantinya, alat ini akan membuka material higroskopis yang bisa mempengaruhi awan. "Pertumbuhan awan bisa terganggu dan tidak jadi hujan," kata Sutopo.
Adapun untuk waktu pengoperasian atau penyemaian, menurut Sutopo, tergantung seperti apa kondisi cuaca setiap hari di pantai. "Kita setiap hari pantau, kalau berpotensi hujan, langsung bergerak," ujarnya. Namun, ia tidak bisa memastikan seberapa besar curah hujan pada tahun ini. "Kalau perkiraan kami, akan sama seperti tahun lalu, bisa mengurangi 30 persen curah hujan."
Teknik modifikasi cuaca dilakukan oleh Pemprov DKI, BNPB, BPPT, dan TNI AU. Kerja sama yang dilakukan oleh BPPT dengan TNI Angkatan Udara ini untuk mendukung kegiatan teknik modifikasi cuaca dengan menyediakan pesawat yang dimiliki oleh TNI Angkatan Udara dan BPPT.
LINDA TRIANITA
Berita terpopuler:
Demi Selingkuhan, Istri Bersiasat Bunuh Suami
VO2Max Tinggi, Evan Dimas Bagai Mobil Tangki Besar
Kenapa Jokowi Kurban di Lenteng Agung?
Ada Cacing Hati di Sapi Jokowi
Gempa Filipina, Waspada Tsunami di Indonesia Timur