TEMPO.CO, Jakarta -- Pagi itu, Rabu, 16 Oktober 2013, Lurah Lenteng Agung Susan Jasmine Zulkifli menepikan mobil dinasnya ke pojok halaman kantornya. Ia lalu berjalan ke Unit Pelayanan dan menyalami setiap warganya.
Lurah Susan berbicara mendalam dengan Andhika Winsan Wardana, warga yang kartu tanda penduduknya hilang. "Lain kali yang teliti dong, kayak anak kecil saja, ih," sindirnya, lantas tertawa. Sesudah itu, Susan menghampiri bayi perempuan dan menggendongnya.
Susan memang menyukai anak kecil. Cita-citanya saat belia adalah menjadi guru taman kanak-kanak. Namun, selepas sekolah menengah atas di Makassar, ia justru tertarik pada profesi ayahnya sebagai menjadi pegawai negeri. Ayahnya adalah pegawai negeri di Badan Koordinasi Keluarga Berencana Nasional.
Susan lahir dari keluarga yang berbeda keyakinan. Ayahnya, Zulkifli Gazali, yang berdarah Minang, adalah seorang muslim. Sedangkan ibunya, J.M. Kaunang, yang berdarah Manado, beragama Kristen. Dengan kondisi demikian, Susan mengaku memiliki nilai toleransi yang tinggi terhadap perbedaan. "Ya, Lebaran dan Natal dirayakan dua-duanya di keluarga," ujarnya. Selengkapnya, bisa dilihat di Koran Tempo Edisi Ahad, 20 Oktober 2013.
HERU TRIYONO
Berita Terkait:
Jokowi Datang, Lurah Susan Merasa Didukung
Lurah Susan Berkerudung, Pimpin Acara Kurban
Jusuf Kalla Dukung Lurah Susan
Jokowi Tak Akan Pindahkan Lurah Susan