TEMPO.CO, Jakarta - Ribuan buruh kembali melakukan unjuk rasa di Balai Kota DKI Jakarta. Buruh dari berbagai aliansi yang ada di bawah Konfederasi Serikat Pekerja Indonesia ini menuntut pembatalan upah minimum provinsi (UMP) yang sudah ditetapkan.
Sayangnya, aksi buruh ini sempat diwarnai aksi anarkis. Mereka mencoba merangsek masuk untuk bertemu Gubernur DKI Jakarta Joko Widodo hingga menjebol pagar. Pagar yang ada di sisi selatan yang berada persis di depan Gedung G Balai Kota sepanjang 15 meter roboh.
Aksi ini dimotori oleh seorang orator yang meminta peserta aksi untuk melempar botol minuman ke halaman Balai Kota. "Yang pegang botol angkat tinggi-tinggi lalu lempar," katanya saat memimpin demo di Balai Kota pada Kamis, 28 November 2013.
Para buruh lalu melempari botol ke halaman Balai Kota. Tapi, tiba-tiba massa yang awalnya hanya berdiri di depan pagar menjadi beringas. Mereka menggoyang pagar besi tersebut hingga terdengar suara bruk.
Lalu para buruh pun bersorak. Mereka langsung berusaha merangsek masuk, tapi bisa dihalau petugas Kepolisian. Sempat memanas, orator meminta mereka mundur.
Dua buah mobil lapis baja barakuda dan satu unit water cannon yang tadinya terparkir anteng pun beringsut maju. Para petugas polisi dan TNI pun langsung mengenakan pakaian lengkap, seperti pelindung kepala dan tameng.
Para buruh berkeras bahwa UMP yang diteken Jokowi sebesar Rp 2,4 juta masih terlalu kecil. Mereka meminta Jokowi mencabut UMP ini dan menuntut besaran Rp 3,5 juta.
Baca berita sebelumnya: UMP Tak Mungkin Direvisi
SYAILENDRA
Topik Terhangat
Penyadapan Australia | Dokter Mogok | Penerobos Busway | Jokowi Nyapres | Gunung Meletus |
Berita Terpopuler
Walang Mengemis untuk Naik Haji dan Beli Mobil
Jokowi Kumpulkan Ribuan Warga di Monas Bahas Jakarta
Asap Rokok di Jakarta Mengkhawatirkan
Ada Syaratnya Jika ERP Akan Diberlakukan