TEMPO.CO, Subang - Walang bin Kilon bukanlah orang kaya yang memiliki harta berlimpah. Dia hanya seorang petani sederhana yang tinggal di Gang Sakola Kampung Waladin Desa Pasirbungur Kecamatan Purwadadi, Subang, Jawa Barat. Untuk ukuran warga desa, cita-cita Walang termasuk tinggi, yaitu pergi menunaikan ibadah haji.
"Padahal, kalau dilihat, kondisi ekonominya tak memungkinkan untuk naik haji, kan biayanya mahal," ujar Enes, tetangga Walang, saat ditemui pada hari Sabtu, 23 November 2013.
Nama Walang belakangan ini memang ramai dibicarakan oleh warga Kampung Waladin. Lelaki berusia 54 tahun tersebut diberitakan terjaring razia saat mengemis di Pancoran, Jakarta Selatan. Petugas yang merazianya menemukan uang Rp 25 juta dari gerobak Walang. Belakangan diketahui, sebagian besar uang itu bukanlah hasil mengemis, melainkan diperoleh dari penjualan sapi miliknya.
Enes mengatakan tidak heran Walang memiliki uang sebanyak itu. Sebab dia tahu pasti bagaimana Walang mendapatkannya. "Yaitu tadi, dia mengumpulkan duit untuk bekal naik haji," katanya (baca: Ini Motif Walang, Si Pengemis Tajir).
Menurut Enes, Walang awalnya membeli seekor anak sapi untuk digemukkan. Setelah sapi besar, hewan itu dijual. Uangnya kemudian dia belikan dua anak sapi dan sisanya ditabung. "Dari uang penjualan dua ekor sapi itulah Walang melunasi ongkos naik haji pada 2011," kata Enes.
Keterangan Enes dibenarkan oleh Ketua Dusun Kampung Waladin, Nanang. "Saya yang mengantar dia menyetor lunas ONH ke bank BRI Cabang Subang, Rp 20,2 juta," ujarnya. "Walang, masuk daftar tunggu pemberangkatan haji tahun 2018," tambahnya.
Nanang awalnya ragu ketika Walang menyampaikan keinginannya untuk berangkat ke Mekah. Tapi, setelah menyaksikan sendiri uang milik Walang, dia baru percaya. Karena biayanya mahal dan masuk daftar tunggu hingga lima tahun ke depan, Nanang mengaku sempat mengusulkan agar Walang ikut umroh saja.
Akan tetpai, Walang menolak dengan alasan hasil ibadah umroh itu tidak punya gelar haji. "Kalau di sinetron ada 'Tukang Bubur Naik Haji', di kampung saya lebih hebat lagi, pengemis naik haji," kata Nanang sambil tertawa.
NANANG SUTISNA