TEMPO.CO, Jakarta - Ternyata masih banyak pengendara kendaraan pribadi yang melewati jalur bus Transjakarta dan lolos dari denda maksimal. Padahal aturan denda maksimal bagi para penerobos jalur bus Transjakarta sudah diterapkan. (Baca juga: Sepekan, 2.000 Kendaraan Terjaring Serobot Busway)
Raydion, 29 tahun, sering kali dibuat kesal oleh para pengendara yang masih saja melewati busway. "Kesal, tapi paham kenapa mereka masih melewati busway," kata warga Joglo itu kepada Tempo, Senin, 2 Desember 2013.
Menurut dia, banyak pengguna jalan yang memilih masuk busway karena ruas jalan begitu sempit. Sementara jalur bus Transjakarta itu sering kali kosong.
Banyaknya penerobos busway, kata dia, juga merupakan hasil dari ketidaksinkronan aturan yang diterapkan pemerintah. Di satu sisi, pemerintah membangun busway untuk kendaraan umum. Tetapi di sisi lain, pemerintah juga menghadirkan kendaraan murah yang merangsang masyarakat untuk membeli kendaraan pribadi. "Ini kan enggak sinkron. Perindustriannya mau maju, perhubungannya juga," ujarnya.
Jika sampai sekarang masih banyak yang menerobosr busway, menurut dia, itu hal yang lumrah. "Setidaknya menggambarkan kepada pejabat kalau kebijakannya masih gagal," katanya.
Warga Tebet, Feby Khesa, 27 tahun, juga masih sering menemui pengendara kendaraan melewati busway. "Paling banyak pengendara motor dan bus kota," katanya.
Feby yang sering melewati perempatan Kuningan ini sering melihat semrawutnya kendaraan bermotor di jalur bus Transjakarta di sekitar Kuningan. Bahkan kadang, kendaraan umum yang ditumpanginya juga ikut masuk ke jalur tersebut. "Ya bagaimana lagi. Memang masuk busway bisa lebih cepat. Lewat jalur biasa lama banget, bisa 10-15 menit," ujar Feby. (Baca: Dikenai Denda Maksimal, Pelanggar Busway Protes)
SUTJI DECILYA
Berita Lainnya: