TEMPO.CO, Jakarta - Wakil Gubernur DKI Jakarta, Basuki Tjahaja Purnama, mengatakan pemerintah daerah memang sudah menganggarkan pembangunan jalur kereta api underpass dan flyover. Menurut dia, wewenang pemerintah daerah hanya menyediakan lahan, sementara tanggung jawab pembangunan berada di tangan pemerintah pusat.
"Sudah kita anggarkan tapi kalau eksekusinya itu ada di pusat. Kita tidak masalah memberikan lahan karena memang lahannya kan punya Pemda," katanya pada Tempo di Jakarta, Senin, 9 Desember 2013. Menurut dia, pemerintah provinsi DKI Jakarta sudah menganggarkan untuk penyediaan lahan bagi 12-16 jalur kereta baik untuk underpass maupun flyover. "Kita anggarkan 12-16 untuk underpass sama layang," katanya.
Basuki menegaskan, pemerintah daerah DKI Jakarta mendukung sepenuhnya pembangunan jalur kereta baik underpass maupun jalur kereta layang. Menurut dia, sistem transportasi di Jakarta harus berbasis kereta api. Ia menyoroti bahwa pemerintah pusat lamban membangun sistem transportasi berbasis kereta api.
"Kita telat sekali membangun, transportasi kan harusnya berbasis kereta api. Kita membangunnya seharusnya dari dulu, ini sampai sekarang tidak lengkap," katanya. Ahok mengatakan, pembangunan jalur kereta api di Jakarta seharusnya dibuat yang underpass dan flyover. Tapi, ia mengeluhkan jalur di Jakarta yang terpotong-potong dan banyak jalur jalan ilegal sehingga sulit untuk membangun jalur kereta api underpass.
Menurut dia, lebih mudah membangun jalur kereta api flyover karena tidak ada masalah mengenai lahan dan tidak bertabrakan dengan jalur di Jakarta yang terpotong-potong. Selain itu, biaya yang dibutuhkan untuk membangun jalur kereta api layang juga lebih murah. "Memang dibutuhkan yang underpass dan layang, tapi kalau jalur layang lebih murah dan lebih cepat," katanya.
Sebelumnya, Menteri Perhubungan, Evert Ernest Mangindaan, mendesak Gubernur DKI Jakarta, Joko Widodo, untuk merealisasikan pembangunan underpass kereta api di ibu kota. Menurut dia, pembangunan underpass kereta dibutuhkan untuk mengurangi kemacetan karena seringnya frekuensi kereta yang melintas. Ia mendorong pembangunan 15 titik perlintasan kereta. Klik untuk baca selengkapnya tentang kecelakaan kereta api Bintaro.
ANANDA TERESIA
Berita terkait:
Tabrakan Kereta Ulujami Mirip Tragedi Bintaro
Tragedi Kereta Bintaro, Truk Tangki Memaksa Masuk?
Kereta Tabrak Truk Tangki di Bintaro, Enam Tewas
Ini Cerita Miris Tabrakan Kereta Bintaro 1987