TEMPO.CO, Jakarta - Kecelakaan kereta komuter Serpong-Tanah Abang di ruas Pondok Betung, Bintaro, Jakarta Selatan, menyisakan duka bagi para korban. Salah satunya adalah Rita Aryani Sebayang, perempuan 42 tahun yang menumpang gerbong nahas tersebut.
Beruntung, Rita berhasil selamat dari tabrakan kereta dengan truk tangki bahan bakar yang menewaskan enam orang itu. Berkat kuasa Tuhan, karyawati sebuah perusahaan asuransi itu hanya mengalami luka kecil di lengan.
Kepada Tempo, Rita menuturkan pengalamannya lolos dari maut. Berikut ini kisahnya.
Setelah berkali-kali memanggil nama Tuhan, saya hanya bisa pasrah. Dalam kondisi terduduk, saya berusaha menenangkan penumpang lain yang menangis dan berteriak-teriak panik. Walau saat itu saya juga tak kalah panik.
Di tengah rasa putus asa, tiba-tiba ada jalan keluar yang entah dari mana datangnya. Saat itu, sekonyong-konyong saya mendengar bisikan halus seorang wanita. Suara itu meminta saya untuk bergerak ke arah kiri, terus dan terus ke arah kiri.
Tanpa berpikir panjang, saya menuruti perintah yang tidak jelas sumbernya itu. Saya bergerak ke arah kiri, sembari berdesakan dengan penumpang lain. Alhamdulillah, setelah bergeser beberapa langkah, ada secercah cahaya dari jendela yang sudah berhasil dibuka, entah oleh siapa.
Saya dan beberapa penumpang pun berusaha naik ke lubang jendela yang ternyata dipecahkan itu. Kami saling membantu satu sama lain, bergiliran untuk keluar dari lubang yang masih menyisakan pecahan kaca tajam itu. Sreeet...tangan kiri saya tergores kaca saat naik dan melompat dari jendela. Tapi perih itu tidak saya hiraukan, dan saya berusaha keluar sembari membawa barang-barang.
Sesaat setelah keluar melalui jendela, saya langsung mengucap syukur dan berlari menuju tempat aman. Tanpa alas kaki, saya menghambur menuju sebuah masjid yang terletak di dekat rel.
Setiba di masjid itu, saya langsung menyalakan BlackBerry, yang ternyata masih ada dalam genggaman, dan mengontak suami untuk minta dijemput. Saya juga bersyukur di masjid itu bisa bertemu orang-orang baik yang kemudian membantu saya dan korban lainnya.
Setelah musibah ini, saya hanya bisa bersyukur. Tuhan masih mengizinkan saya untuk mendampingi suami dan anak saya, Sahda. Mudah-mudahan ini adalah musibah terakhir dan tidak ada lagi yang mengalami hal seperti ini.
FERY FIRMANSYAH
Terpopuler:
Tragedi Kereta Bintaro, Truk Tangki Memaksa Masuk?
Tabrakan Kereta Ulujami Mirip Tragedi Bintaro
Ini Cerita Miris Tabrakan Kereta Bintaro 1987
Nama 7 Korban Tabrakan Kereta Bintaro di Fatmawati
Tabrakan Kereta Bintaro, Masinis Meninggal
Korban Kereta Bintaro Tak Merasa Masinis Mengerem
Kereta Tabrak Truk Tangki di Bintaro, Enam Tewas
Siapa Masinis Kereta Naas di Bintaro?
Kecelakaan Kereta Bintaro, 10 Pemadam Dikerahkan
78 Nama Korban Tabrakan Kereta Bintaro