Pantauan Tempo, perlintasan itu sangat ramai oleh mobil dan motor. Kecelakaan terakhir dan paling parah terjadi pada Maret 2013, lalu. Tiga mobil tertabrak kereta api jurusan Bogor saat ingin melintasi perlintasan tersebut.
Tiba-tiba saja mobil pick up itu gangguan dan terhenti di jalan yang sempit. Akhirnya, ketiga mobil itu pun ditabrak KRL dari arah Depok ke Bogor. Beruntung tak ada korban jiwa dalam kecelakaan itu. "Saat itu, karena mobil pick up mogok, kalau enggak mogok tak ada kejadian," katanya. Saat itu, Husaini sudah pasrah melihat keadaan mobil sedan yang ringsek parah. "Untung saja hanya luka ringan. Mudahan tak ada kejadian lagi," ujarnya.
Perlintasan itu sangat ramai karena tembus jembatan Serong, Cipayung dan Sawangan. "Mobil dan motor memang masuk semua, tapi tak pakai sirine," kata dia.
Sementara, penjaga pintu Perlintasan 24 A Stasiun Pondok Cina, Supriatna, mengatakan mereka berada dalam keadaan dilematis. Soalnya, mereka tidak bisa memaksa para pengendara untuk tetap berhenti. Palang pintu memang tidak sampai menutup penuh jalan perlintasan tersebut, sehingga kerap dijadikan pintu bagi pengguna motor untuk menerobos.
"Kalau digalakin, mereka yang lebih galak lagi. Kalau sudah kejadian akan menyusahkan semua orang," katanya, Selasa, 10 Desember 2013.
Dia mencontohkan, penabrakan terakhir yang menimpa mahasiswa UI pada 19 April lalu. Pengendara motor Tiger F 6479 AZ itu menerobos saat pelang sudah ditutup. Kereta yang melaju kencang dari stasiun UI menuju Bogor pun menghantam dan menyeret pengendara itu hingga lebih dari 100 meter.
Saat itu, memang sedang ramai mahasiswa yang keluar masuk kampus UI lewat perlintasan. Supriatna mengaku, dia sudah menutup palang perlintasan dan membunyikan alarm tanda kereta akan melintas. "Saya juga membunyikan pluit dan teriak ada dua kereta, tapi dia tetap menerobos," katanya. Padahal, kata dia, pengendara yang lain berhenti dan mengikuti aturan. Akibat tabrakan itu, bagian tubuh korban terpisah-pisah, sementara motornya sudah tidak berbentuk.
Para pengendara memang tidak bisa melihat kereta yang datang dari arah Jakarta dan stasiun UI karena sekitar 70 meter dari perlintasan terdapat belokan. Namun, penjaga perlintasan bisa mengetahuinya dari tombol yang menyala di pos pantauannya.
Perlintasan itu, kata Supriatna, memang kerap meminta korban. Sudah puluhan kali korban yang kebanyakan pengendara motor berjatuhan. Meski begitu dirinya tidak melihat sesuatu yang aneh. "Ini karena pengendaranya saja yang bandel," kata dia.
Data Satuan Lalu Lintas Kepolisian Resor Kota Depok, mencatat pada 2011 jumlah kasus kecelakaan di pintu perlintasan liar KRL Depok mencapai 241 orang. Sedangkan pada 2012 meningkat mencapai 256 orang, kebanyakan dari jumlah korban itu meninggal dunia di tempat. Sementara, pada tahun ini belum direkap jumlah korbannya.
Setidaknya, ada sebanyak 24 pintu perlintasan liar dari Satasiun Citayam hingga Stasiun Universitas Indonesia (UI) yang dibuat warga. Sementara yang resmi hanya dua perlintasan, yaitu perlintasan di Jalan Dewi Sartika dan Perlintasan 24 A Stasiun Pondok Cina.
PT Kereta Api Indonesia sempat mengatakan akan menutup 24 pintu perlintasan liar tersebut. Tindakan itu dilakukan untuk mengurangi tingginya angka kecelakaan di pintu perlintasan liar yang banyak memakan korban jiwa. Simak perkembangan kecelakaan kereta api di Bintaro di sini.
ILHAM TIRTA
Lihat juga:
INFOGRAFIS Kronologi Tragedi Bintaro
FOTO Sopir Truk Tragedi Bintaro Dirawat di RSPP
FOTO Bentuk Truk Tangki Usai Tertabrak KRL di Bintaro
Mengapa Masinis Kereta Bintaro Tak Mengerem?