TEMPO.CO, Jakarta - Mereka yang menjadi korban tabrakan kereta listrik Commuter Line dan truk tangki pengangkut Premium di Bintaro, Jakarta Selatan, pada Senin, 9 Desember 2013, bukan cuma masinis, penumpang, dan awak truk. Sejumlah pedagang pemilik lapak di Taman Jajan DPR Bintaro juga ikut menjadi korban.
Sebanyak 12 lapak penjual makanan dan minuman di lokasi tak jauh dari perlintasan itu habis terbakar. Api menyambar lapak-lapak itu akibat ledakan pasca-tabrakan. "Kerugian saya sekitar Rp 3-4 juta, belum lagi ayah saya yang jaga lapak juga ikut luka-luka," kata Christina, 40 tahun, ketika ditemui di lokasi jualan itu, Rabu, 11 Desember 2013.
Christina adalah penjual minuman cappuccino di pusat jajanan itu. Dia mengatakan, sejumlah barang dagangannya ludes terkena kobaran api.
Pedagang lainnya adalah Rohani, 41 tahun, penjual pecel lele. Seluruh perlengkapannya untuk berjualan hangus. "Yang sisa cuma meja ini," katanya sambil menunjuk onggokan kayu yang sudah hangus sebagian.
Saat terjadi kecelakaan, Rohani dan suaminya tidak di tempat. Mereka memang biasa buka mulai sore. Mereka segera datang begitu mendengar ledakan dan mendapati lapaknya itu ikut gosong. "Kami bingung mau minta ganti rugi ke siapa," ujar Rohani yang diamini Christina.
Keduanya berharap ikut mendapat perhatian seperti korban lainnya. "Bingung, ini satu-satunya sumber penghasilan keluarga," kata Rohani lagi.
Direktur Utama PT Patraniaga Fredy Novianto, yang ditemui saat memberikan santunan kepada penumpang kereta yang menjadi korban luka di Rumah Sakit dokter Suyoto, Bintaro, Jakarta Selatan, menyatakan akan mengecek ke lokasi para pedagang di dekat tempat kecelakaan. "Saya belum dapat laporan kalau ada korban selain penumpang KRL," ujarnya.
PRAGA UTAMA
Terpopuler
Jokowi Naik Kereta Diesel, Warga Ulujami Histeris
Ahok dan Masinis Pemberani Kereta Tragedi Bintaro
Kisah Si Budeg dan Si Item 'Penunggu' Rel Bintaro
Hasil Lengkap Pertandingan Liga Champions